Foto : IST
MEDANHEADLINES.COM – Langkahnya tak pernah gontai menghadapi situasi apa pun. Senyumnya terus terpancar dengan cahaya keriangan, walau dalam hati remuk bagai puing-puing yang tak bernilai. Namun, ada kekuatan yang terpatri yang memberi semangat agar terus berjuang.
Yuri, itu panggilannya. Seorang ibu yang harus berjuang, membesarkan anak yang masih belia. Masih berumur dua tahun.
Aku sudah lama mengenal Yuri. Namun, tidak dengan penuh memahaminya. Walau menurut sebagian teman dekat, aku paling memahaminya. Pandanganku, Yuri sosok yang mudah berkomunikasi dengan siapa pun, pribadi yang ramah, sebab mudah tersenyum.
Yuri merupakan wanita cerdas yang tidak sombong. Wanita berani yang pemikirannya melangit dan hatinya membumi. Ya, begitu penilaianku.
Yuri kerap menciptakan inovasi dan menghasilkan ide-ide brilian yang bermanfaat bagi khalayak. Yuri juga sering mengejawantahkan ketulusannya dengan aktif di berbagai kegiatan sosial.
Namun, pencapaian-pencapaian yang diraih Yuri dalam berbagai aspek, tidak sejalan dengan kehidupan pribadinya. Entah badai apa yang menerpa malam itu, Yuri harus menelan pil pahit yang membuat keluarga kecilnya hancur seketika.
Ia harus merelakan suami yang sangat dicintainya pergi dengan membawa kesedihan dan meninggalkan kepedihan bagi Yuri dan bayi mungilnya. Bagai disambar petir, psikisnya pun sempat jatuh, seakan berada di titik paling bawah. Bagai terendam lumpur di dalam kubangan sawah.
Namun, itu tidak berlangsung lama. Yuri sungguh pribadi yang visioner, yang tidak mau diperkosa keadaan, sehingga menyematkan kekalahan bagi dirinya. Semangat juangnya sangat tinggi untuk kembali menegakkan pilar-pilar kemenangan.
Dentuman besar yang menimpanya, tak tercium sedikit pun. Aroma kepedihan seakan disimpan entah di mana. Pemikiran dan perbuatan dijadikan alat untuk mengikis masalah yang ada.
Di tengah masalah, Yuri tampak semakin giat bekerja, banting tulang untuk menafkahi bayi mungil yang sangat disayanginya.
Sebenarnya, mudah baginya mendapatkan pundi-pundi untuk menutupi kebutuhan ekonomi. Orangtuanya, bahkan mertuanya, sangat bisa memberikan itu. Namun, itulah Yuri yang kukenal, pribadi yang tidak mau mengeluh, pribadi yang tak mau lemah dengan keadaan.
“Di setiap kegelapan pasti ada cahaya. Sebab, alam semesta diselimuti energi, dan energi itu sumber awal jadinya cahaya. Setiap masalah ada jalan keluar, karena manusia dikaruniai akal pikiran yang bisa menjadi energi pemecah masalah. Dari pada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin-lilin kecil untuk cahaya kehidupan,” ujaran Yuri yang masih sangat terngiang di kepala.
Kalimat itu tak sekadar kata-kata, namun benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Perlahan Yuri menghancurkan tembok-tembok masalah yang menimpa keluarga kecilnya.
Puing-puing yang sempat hancur, dikumpulkan lagi oleh Yuri. Seakan menyusun puzzle, Yuri menunjukkan kemampuannya untuk menjadi problem solver. Seperti sulap, puing-puing itu bisa kembali rapi tersusun seperti sediakala, sebelum badai tiba menghantam.
Perlahan, masalah yang menghantui terkikis. Yuri bangkit, dan berhasil keluar dari balutan lumpur yang mengotori. Tidak hanya menepis kepedihan diri, Yuri juga berhasil menghapuskan kesedihan yang dialami suami saat sementara waktu harus berpisah dengannya.
Yuri mampu menjadi Istri yang baik, dan tentunya menjadi Ibu yang luar biasa bagi anaknya. Semua yang dilakukan Yuri, bagiku menggambarkan adanya balutan kekuatan cinta. Ya, itu jawabku. Entah dengan jawabnya.
Penulis : Ryan Achdiral Juskal