Menunggu Mu

MEDANHEADLINES.COM – Menunggu Mu

• Cerita Maya :

Setiap hari sabtu sore jam 5 tepat, aku selalu datang ke cafe ini. Walaupun hujan badai, aku tetap usahakan datang ke sini. Duduk dipojok kesukaan kita. Memesan kopi kesukaanmu, sambil kudengar lagu favorite.

Kududuk nyaman di kursi pilihan kita di sini. Pelayan di kafe ini juga sampai hapal tingkah lakuku sebagai pelanggan setianya. Setiap aku datang ke sini, selalu disambut dengan tersenyum. Tetapi, aku tahu di balik senyum mereka itu, aku ditatap tersembunyi dengan rasa kasihan.

Kucoba menapik setiap rasa dari pandangan kasihan mereka. Aku juga mengetahui bahwa mereka berbisik membahas hadirku setiap minggu sekali ke mari. Hal ini sudah kulakukan sejak sembilan tahun yang lalu. Apapun terjadi, dengan kesibukan apapun, aku selalu berusaha datang ke sini.

Maya nama panggilanku, menurut orang – orang kalau aku masih cantik. Rambutku hitam memanjang yang sekarang mulai tumbuh uban. Kulitku putih mulus yang sudah mulai berkeriput dimakan usia. Tubuhku yang sexy menjadi lebih montok. Tatapanku yang dahulu tajam sudah mulai redup sayu.

Ku menunggu dirinya. Sosok yang telah berjanji hadir, seseorang kucintai sepenuh hati. Rindu ini begitu menyakitkan, sehingga membuat nafasku sesak setiap mengingat dirinya. Tak terasa air mata ini menetes setiap ku duduk di pojok favorit kami di kafe ini.

Hari ini, ku akan menulis sepotong surat untuknya, khusus kekasih hatiku yang tak pernah kunjung datang. Ku kumpulkan tekad dan kekuatan untuk menulis kata hatiku ini.

Menunggu Mu

Duduk di sini

Sendiri dan merenung

Menunggu dirimu

Untuk dapat bersama

Berdiri di sana

Ditengah keramaian

Menanti hadir dirimu

Agar dapat berjalan bersama

Sering berulang ini terjadi

Menunggu datang dirimu

Menanti hadir dirimu

Akhirnya aku di sini sendiri

Sampai kapan ini

Apa kabarnya dirimu

Di mana keberadaanmu

Menunggu hadirmu

Akan tiba masanya

Saat kau mencariku

Aku tidak akan ada lagi

Menunggu hadir dirimu

Jangan sia-siakan

Kasih sayang seseorang

Rasa rindu hadirmu

Karena semua akan hilang

Cukup menunggu dirimu

Tak akan bertahan

Hilang rasa cinta ini

Jika diri ini tak dihargai

Menunggu saat ini

Belum tentu menunggu esok

Hargai setiap detik rasaku

Rasa sayang dan cinta ini

Setelah kumenulis ini, beban di hatiku seperti terangkat lepas, aku harus belajar melepaskan sosok dirinya di hatiku. Kepejamkan mata ini dan menghela nafas, ku bertekad hari ini adalah hari terakhir aku menunggunya.

Kubayar bon kopi yang tak kuminum tadi, dalam hati ku ucapkan selamat tinggal. Akhirnya kuberdiri meninggalkan memori tentang dia. Seseorang yang kucintai mengisi hidupku dulu.

• Cerita Anton:

Pagi ini aku bangun dengan semangat pagi yang luar biasa. Seperti energi baterai yang sudah terisi dengan cintanya. Malam tadi kami telepon sampai dini hari, cerita tentang masa depan yang kami rencanakan.

Aku berjanji dengan kekasih hatiku itu, kalau aku akan datang ke kotanya untuk membulatkan tekad melamar dirinya di depan orang tuanya. Walaupun orang tuanya tak setuju dengan sosok diriku, tapi kami sepasang kekasih saling mencintai.

Kemarin aku sudah membeli sebuah cincin berlapis emas, mungkin tak semewah cincin berlian yang akan didapatkannya dari lelaki lain. Sosok kekasih hatiku ini seorang yang luar biasa. Bukan hanya cantik fisik tetapi hatinya baik, sehingga aku selalu terhanyut melihat ketulusan hatinya.

Ku mengakui bahwa kami dari berbeda dunia, dia seorang dari gadis keturunan darah biru. Ya, seorang bangsawan. Kedua orang tuanya termaksud daftar konglemerat di negara kami. Aku juga heran dan sekaligus bersyukur bahwa dia mencintaiku. Padahal aku sudah menerangkan jika dia bersamaku maka orang tuanya akan memutus hubungan, dan dia akan hidup sederhana denganku di kota lain.

Ini hari yang kutunggu, aku bersiap siap memasukkan semuanya ke koper. Jangan sampai ada yang terlupakan karena aku ingin semua moment berjumpa dirinya menjadi sempurna. Tiba-tiba pintu apartemen ku diketuk, aku heran dan bingung bahwa aku tidak menunggu siapapun pagi ini. Tapi tetap juga ku buka pintu menanyakan siapa gerangan yang datang.

Ku mengintip dari balik pintu, kulihat seseorang memakai topi dan mengatakan bahwa dia datang mengantar paket kiriman dari kekasih hatiku itu. Tanpa berpikir panjang ku membukakan pintu. Lalu kumelihat sosok abang kekasihku depan pintu, tersenyum sambil bertanya apakah dia bisa masuk ke apartemen ku ini.

Ekspresi kaget kumelihat abangnya, dengan segan ku persilahkan masuk dan meminta maaf atas berantakannya ruangan apartemen ku ini. Si Abang kekasihku masuk dalam kamar apartemen dan bertanya mau kemana aku karena dilihatnya koper berbaris di belakang pintu.

Pikiranku bingung mau menjawab apa mengenai ini, akhirnya aku menjawab jujur bahwa aku mau berjumpa dengan kekasih hatiku. Dan kami sudah berjanji akan mau menikah walaupun tak direstui keluarganya.

Si Abang kekasihku ini tersenyum dan menawarkan aku setumpuk uang dalam koper. Dia mengatakan bahwa ini pesan dari orang tua kekasihku bahwa aku harus mengambil uangnya dan meninggalkan cintaku menghilang entah ke mana. Mula-mula aku terkesima, dan kesadaran menamparku bahwa mereka anggap remeh ketulusan cintaku. Ku langsung menolak tegas bahwa apapun yang terjadi aku tak akan pernah meninggalkan kekasihku, kecuali kematian yang hanya dapat memisahkan kami.

Sambil tersenyum si abang kekasihku menyalamiku mengatakan bahwa keinginanku akan terkabul. Tak terasa dengan kecepatan detik perutku ditusuk berkali kali dengan pisau tajam dan aku terjatuh, tersungkur sampai nyawaku melayang pergi.

Namaku Anton dan sampai nafas terakhirku ini aku mencintai kekasih hatiku bernama Maya. Maafkan aku kekasih hatiku, bahwa aku tak bisa hadir di tempat kafe kita berjanji.

• 9 Tahun Terkuak

Malam ini …

 

Penulis : Sari Bulan

Respon (7)

  1. Ceritanya bagus, menginspirasi untuk sebuah kisah cinta sejati yang tak tergantikan dgn apapun. Two thumbs up for you…….lanjutkan dengan cerita lainnya. Ditunggu lo….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.