Sosok Dalam Kaca

Foto Ilustrasi (ist)

MEDANHEADLINES.COM – Sore ini begitu mendebarkan, aku sudah ada janji ke pesta bersama dia. Sosok yang selalu kurindukan. Sosok yang datang dari jauh merantau demi menuntut ilmu. Ya, dia sungguh mengagumkan bagiku, sehingga ketika bertemu dengannya, getar dan debar selalu menghampiri.

Waktu terus berputar, dan jantungku pun semakin berdebar. Ingin sekali tampil sempurna di hadapannya. Aku pun terus berpikir, busana apa yang harus kupakai, sehingga sempurna bersamanya.

Sebab, dia itu sosok idola yang selalu pantas memakai baju apapun. Bahkan ketika hanya memakai baju kaos dan jeans tetap saja membuat dia seperti foto model di majalah.

Kubongkar-bongkar sudut lemariku, mencari sepotong baju berwana merah yang baru kubeli kemarin. Baju merah yang akan cocok sekali dengan bordir juga pinggiran payet, sehingga membuat baju itu terlihat mewah.

Rasanya baju itu pun belum kucuci, masih dalam plastik lengkap dengan segel harga dari toko. Baju mahal yang kubeli. Bahkan, habis semua jatah jajan selama satu bulan untuk baju itu. Walau mahal, uang yang kukeluarkan itu sangat layak demi mendapatkan baju merah itu. Sebab, ketika memakai baju itu, aku seakan seperti permaisuri yang layak berdampingan dengan pangeran.

Baca Juga : Nelayan dan Cakrawala Senja

Waktu semakin mendesak, aku terus mencari dan membongkar lemari yang sudah mulai berantakan. Semua kubongkar, laci-laci dalam lemari kubuka. Semua pakaian dalam dari laci sudah tercampak keluar. Lalu kucoba mencari plastik baju di dalam lemari itu. Lama kucari, tak jua kutemui. Hal itu membuatku semakin panik.

Kuterus mencari, hingga kususuri setiap rangka dalam sudut lemari yang gelap. Semua sudut kubongkar dan akhirnya ketemu plastik toko itu.

Dengan gugup, aku membuka plastik itu, berharap memang ada baju yang telah kubeli dengan penuh perjuangan dan berkeringat, ketika harus berebutan dengan emak-emak di toko. Memang model baju ini sedang trend di kalangan sosialita zaman now. Sungguh senangnya aku, ketika membuka palstik dan melihat baju indah yang seakan memancarkan cahaya.

Kulebarkan, juga kukibaskan baju berwarna merah mewah itu, agar dapat kulihat dengan jelas semuanya. Dengan kagum mataku mengikuti setiap ukuran bordir yang rapi, juga payet mewah mengikutinya. Semangat rasanya untuk segera dapat memakai baju itu. Langsung, aku bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, agar bisa segera memakai baju baruku itu.

Baca Juga : Cinta Tak Pernah Putus, Selama Masih Terendus, Pusss!

Setelah mandi, langsung kupakai baju itu, tak lupa memakai parfum mahal yang original, hadiah dari dia untukku. Itu merupakan hadiah ulang tahun yang sangat kusukai. Memang dia itu mengerti kesukaan dalam taste barang. Dalam hati berharap, dia pasti akan senang melihatku memakai baju merah ini.

Kupakai baju merah itu, dengan rasa percaya diri kumelihat sosokku dalam kaca. Ternyata kontras sekali antara baju dan badanku. Baju itu begitu lembut dan halus dikulit sehingga membentuk tubuhku yang tegap. Lengan tanganku yang berotot tidak cocok dengan ujung lengan berbordir dan berpayet. Kupegang lembut ujung lengan itu dan akhirnya kubuka kembali baju ini.

Kulihat lagi ke kaca, bahwa sosok yang ada di kaca adalah lelaki tegap, ganteng dan metroseksual. Tetapi dalam anganku berbeda, aku adalah sosok wanita yang anggun dan lembut cocok dengan baju merah yang kubeli itu.

Dengan langkah gontai akhirnya aku terduduk. Ini bukan pertama kali aku seperti masuk ke dunia lain, dunia imajinasiku. Ternyata dia yang kumaksud itu juga sosok khayalanku merupakan cerminan aku yang lain.

Tak terasa air mataku mengalir deras, sambil kututup mukaku dengan tanganku. Bertanya kepada diriku sendiri, Kenapa aku? Kenapa aku yang berjiwa wanita terjebak di sosok lelaki.

Penulis : Feby Milanie

Respon (3)

  1. Ceritanya sih femiliar.. Tapi ada kata2 yg wow dsitu.. Masuk la buat anak2 jaman now.. Tetep smangat FM.. Hehehhe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.