Menolak Kapitalisme dan Komunisme

MEDANHEADLINES – Jikalau kita hadapkan “makhluk” kapitalisme dengan yang namanya “makhluk” komunisme, memang sangat berlawanan. Kedua “makhluk” tersebut terus berperang. Para pendekar-pendekar kapitalis dengan pendekar-pendekar komunis terus berbenturan. Saling menghujat dan saling mengatakan dialah yang paling benar. Dan mereka saling mengklaim bahwa dapat menyelamatkan umat manusia dari masalah kemanusiaan.

Nah, siapa pun yang menang di antara mereka berdua di suatu negara atau dalam tatanan masyarakat, tidaklah pernah dapat menyelamatkan umat manusia seutuhnya seperti mereka sebutkan. Kedua makhluk itu sama-sama memberikan penyakit dan kehancuran umat manusia walau mereka banyak menjanjikan penyelamatan-penyelamatan diberbagai aspek. Perlu diketahui dan disadari, bahwa janji-janji itu hanya suatu upaya mereka mempengaruhi umat manusia demi untuk memenuhi kepentingan golongan mereka sendiri.

Mengapa demikian? Dan mengapa kita harus menolak kedua “makhluk” itu? Alasannya, karena kedua “makhluk” itu mempunyai aliran filsafat yang sama dan falsafah hidup yang sama, yaitu aliran materialisme. Inilah (materialisme) yang menjadi prinsip dasar yang mengakibatkan kehancuran umat manusia.

Alasan kita menolak komunisme, karena ia tidak mengakui apa pun juga kecuali yang dapat tanggapi oleh alat-alat indra, apa-apa yang tidak bisa ditangkap oleh alat-alat indra, itu bukan suata yang benar, omongkosong, dan tidak memiliki eksistensi (wujud) apa pun. Seperti Engels (salah satu pendekar komunis) berkata: “Materi sajalah hal yang nyata di dunia ini.” Dan kaum materialis berpendapat bahwa: “Akal manusia sekedar merupakan pernyataan materi yang mencerminkan keadaan material lahiriah yang mengelilinginya.” Mereka seterusnya berkata bahwa apa yang dinamakan jiwa samasekali tidak mempunyai eksistensinya sendiri yang merdeka, merlainkan merupakan hasil materi belaka. Dengan demikian, komunisme adalah suatu ideologi yang sangat materislistik dengan memperolok-olok segala bentuk spritualisme dengan menyebutnya semua itu tidaklah ilmiah.

Alasan selanjutnya, sistem kapitalisme itu berkembang karena melakukan sistem riba dan sistem monopoli dalam hal prekonomian. Kapitalisme menjurus kepada penimbunan kekayaan di tangan para pemilik modal dan penyusutan secara relatif kepemilikan oleh kelas pekerja (kaum buruh). Nah, hal ini akan mengakibatkan ketimpangan bagi umat manusia, terkhususnya kaum bawah.

Drs. Kaelany HD, M.A. (2000:209) lebih jauh mengatakan, mazhab kapitalisme menjurus ke arah materialisme, dengan masih mengakui segi rohani dan moral. Akan tetapi, mazhab kapitalisme tidak dimasukkan dalam bentuk ekonomi itu sendiri, bahkan dalam ajaran-ajarannya diperkuat pemisahan antara segi materil dari segi rohani dan moral. Sedangkan mazhab sosialisme-komunisme, juga menjurus ke arah materislisme. Bedanya dengan mazahab kapitalisme adalah mazhab sosialisme atau komunisme mengingkari agama samasekali. Ia memandang bahwa faktor ekonomilah satu-satunya penggerak bagi kelompok dalam tiap masyarakat yang membatasi semua ketentuan sosial, politik, dan bahkan kepercayaan agama masyarakat yang bersangkutan.

Muhammad Qutb (1982:120) mengatakan, bahwa sistem kapitalis selalu dihadapkan pada krisis-krisis berjangka akibat dari depresi yang ditimbulkan upah rendah dan sangat sedikitnya konsumsi dunia sehubungan dengan meningkatnya barang produksi.

Para ahli ekonomi mengatakan, bahwa perkembangan kapitalisme dari babak awal suburnya sampai buruknya, maka akan meningkatlah ketergantungan pinjaman nasional. Hal ini mendorong tumbuhnya bank-bank yang beroperasi di bidang keuangan dan pinjaman-pinjaman di muka sebagai imbalan atas bunga tertentu.

Menurut penulis, hal inilah yang menyuburkan sistem riba. Sistem ini (riba) semakin tampak lebih jelas di negara kita ini, Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kaum kapitalis memegang peranan dalam perbankan di Indonesia ini. Dan pada saat ini, banyaknya hutang nasional (negara) kita kepada pihak luar. Di lain pihak, sistem monopoli yang salah satu menjadi azas kapitalisme selain riba akan menguat di negara kita saat ini.

 

Penulis : Ibnu Arsib

Mahasiswa Fakultas Hukum UISU dan Kader HMI Cabang Medan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.