MEDANHEADLINES.COM, Samosir – Desa Sabungan Nihuta adalah satu dari delapan desa yang terdapat di Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Jarak antara desa lain cukup jauh sehingga kurangnya interaksi sesama warga desa.
Selain itu, kurangnya fasilitas yang memadai menyebabkan masyarakat terutama anak-anak sulit mendapatkan akses Pendidikan. Desa ini hanya memiliki sekolah SD Negeri 2 Sabungan Nihuta. Sedangkan untuk sekolah tingkat lanjut mereka harus keluar desa. Jaraknya cukup jauh.
Salah satu dari tri darma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Program ini berkolaborasi antara mahasiswa dan dosen Universitas Quality Medan. Salah satu program yang diusung adalah bimbingan belajar dalam upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat, terhadap pentingnya pendidikan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Tujuan Bimbel ini untuk membangun kemandirian belajar siswa. Masalah yang bisa terjadi dari rendahnya kemandirian belajar akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Kemudian, kurangnya tanggung jawab siswa dan ketergantungan terhadap orang lain dalam mengambil keputusan maupun mengerjakan tugas-tugas sekolah,” kata Yuyun.
Desa Sabungan Nihuta merupakan desa terpencil di Provinsi Sumatera Utara. Hasil observasi awal ditemukan bahwa desa ini masih minim sekali pelayanan gratis untuk masyarakat, khususnya di bidang pendidikan. Oleh karena itu, tim PKM akan membuat bimbingan belajar gratis untuk masyarakat desa, khususnya bagi anak-anak di usia sekolah.
Namun yang menjadi prioritas ke depan agar bimbingan belajar ini dapat terus berlanjut yaitu pelatihan kepada remaja sekitar untuk melanjutkan bimbingan belajar ini. Agar anak-anak sekolah tetap dapat belajar gratis walaupun tim PKM sudah tidak di desa.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan pada 16 Juni sampai 16 Agustus 2023 di Desa Sabungan Nihuta, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Sasaran kegiatan seluruh masyarakat desa yakni anak-anak usia sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan selama tahap penyesuaian banyak anak yang sudah menduduki bangku sekolah, dalam hal menulis masih keliru (belum sesuai EYD).
Mahasiswa memberikan pengajaran dalam menulis seperti memposisikan huruf kapital sesuai kaidah penulisan dan membimbing anak-anak yang belum menduduki bangku sekolah dalam menulis huruf dan angka dasar, yaitu huruf abjad dan angka 1-10. Pengajaran ini mendapatkan hasil positif, anak-anak yang belum menduduki bangku sekolah mulai bisa menulis huruf dan angka dasar. Sedangkan anak- anak yang sudah menduduki bangku sekolah mulai mengerti kaidah penulisan yang baik dan benar.
Program yang berkelanjutan adalah tantangan bagi pelaksanaan PKM dan setiap program. Oleh karena itu, tim PKM memberi pembekalan kepada remaja yang dipersiapkan untuk mengelola manajemen Bimbel Desa Sabungan Nihuta. Kemudian diberi pembekalan mengenai teknik pengajaran dan menjadi tutor bagi peserta didik pada program Bimbel.
Pembekalan SDM pengelola dan tutor dilakukan secara intensif bersamaan saat Bimbel dilakukan. Sehingga setelah tim PKM meninggalkan Desa Sabungan Nihuta, program Bimbel tetap berjalan dan komunikasi dengan pengelola Bimbel tetap dilakukan secara aktif sebagai pendampingan, hingga akhirnya nanti bisa mandiri. (Red/Ril)