Sumut  

Karya KJI Sumut Masuk Nominasi Kategori Terfavorit di AKJA 2022

MEDANHEADLINES.COM, Banda Aceh – Karya dari Klub Jurnalis Investigasi (KJI) Sumatera Utara (Sumut) masuk nominasi kategori Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorit di ajang Anugerah Karya Jurnalistik Antikorupsi (AKJA) 2022. Pengumuman pemenang dibacakan Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh, Jumat (21/10/2022).

AKJA tahun ini diikuti jurnalis nasional maupun lokal yang tergabung di KJI dari daerah Aceh, Sumut, Banten dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kategori karya jurnalistik antikorupsi terfavorit dari Sumut dimenangkan KJI Sumut yang diwakili Fadli (medanheadlines.com) dengan judul: Pengadaan Proyektor Disdik Medan di 2022 Diduga Tak Sesuai Peruntukan, Ada Sekolah yang Terima Unit Berbeda. Untuk kategori karya jurnalistik antikorupsi terfavorit dari Aceh diraih KJI Aceh yang diwakili Iskandar, dengan judul karya: Dugaan Korupsi Wastafel Rp41,2 Miliar Disdik Aceh, Siapa Bermain?.

Berikutnya, kategori karya jurnalistik antikorupsi terfavorit dari NTT dimenangkan KJI NTT yang diwakili Jhon Seo, dengan judul karya: Program Janggal Bedah Rumah Warga Miskin Kupang (KJI NTT). Pemenang terakhir kategori karya jurnalistik antikorupsi terfavorit dari Banten diperoleh Diebaj Ghuroofie, dengan judul karya: Honorer Siluman Tertutup Kasak Kusuk (KJI Banten).

Sedangkan kategori karya jurnalistik antikorupsi terbaik dimenangkan KJI Banten yang diwakili Rasyid Ridho, dengan judul karya: Membongkar Praktik Titip Menitip Siswa di Banten Seret Nama Anggota DPRD Hingga Camat.

Koordinator MaTA, Alfian menyampaikan bahwa kondisi demokrasi Indonesia saat ini bukan berkembang, tapi malah menurun dengan kondisi oligarki negara atau pemerintah. Maka dari itu, ke depannya jurnalis diharapkan bisa berkolaborasi dengan masyarakat agar semakin menghidupkan gerakan antikorupsi.

“Di Aceh sendiri masalah korupsi sudah lama mengakar dan tidak ada habis-habisnya. Oleh sebab itu, pemerintah maupun masyarakat masih sangat perlu menggalakkan pencegahan korupsi, termasuk penindakan oleh aparat,” kata Alfian ketika memberikan kata sambutanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Koordinator ICW, Siti Juliantari Rachman mengatakan, AKJA 2022 merupakan bentuk apresiasi bagi jurnalis di Aceh, NTT, Banten dan Sumut yang telah berupaya menghadirkan karyanya untuk mengungkap banyak persoalan. Khususnya isu korupsi di wilayahnya masing-masing.

Menurut Siti, jurnalis kerap kali mendapat intimidasi dan serangan ketika dia hendak meliput dan mengangkat isu korupsi serta persoalan yang cukup sensitif di daerah.

“Misalnya tahun ini, saya dengar ada teman-teman mendapat intimidasi seperti didoxing karena menuliskan atau menceritakan apa yang terjadi di lapangan,” kata Siti.

Siti menjelaskan, kerja-kerja investigasi memang menantang dan belum banyak wartawan yang mau melakukannya. Upaya ini perlu diapresiasi sehingga lebih banyak lagi teman-teman mau menuliskan cerita yang ditemukan di lapangan.

“Maka dari itu dibutuhkan peran dari jurnalis, kelompok masyarakat sipil maupun masyarakat secara luas untuk terlibat dalam gerakan antikorupsi,” ucapnya.

Sahabat ICW dari Internews Media, Firmansyah Syamsi turut mengapresiasi terselenggaranya perhelatan AKJA 2022 ini. Dia bilang, penghargaan kepada jurnalis, aktivis, dan lembaga swadaya masyarakat yang telah membuat karya jurnalistik yang mengupas persoalan korupsi perlu dilakukan.

“Perhargaan ini untuk kerja-kerja kita agar selalu berupaya membuat liputan yang bernas, investigatif atau setidaknya indept reporting. Tujuannya agar terus mengawal proses jalannya kehidupan di masing-masing wilayah. Terutama di sektor pelayanan publik yang sangat banyak isu korupsinya,” pungkasnya. (FAD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.