Berbuat Baik Bukan Untuk Popularitas

MEDANHEADLINES.COM, Medan – Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya mayoritas orang ingin dikenal oleh banyak orang. Mari kita akui secara jujur, bahwa Anda dan saya ingin dikenal oleh banyak orang. Jika Anda atau seseorang tidak ingin dikenal, saya tidak tahu lagi Anda masuk dalam golongan manusia apa.

Menjadi orang terkenal atau popularitasnya tinggi adalah impian banyak orang. Hal ini wajar saja, karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial. Ada orang secara sadar dan mengatur cara-cara supaya bisa terkenal. Dan ada seseorang bisa terkenal tanpa ia sadari. Ada seseorang yang ingin terkenal, tapi ketika terkenal ia lupa akan dirinya, dia semakin sombong dan banyak orang mencelanya dan juga ada orang yang mnyukainya. Ada juga orang terkenal, tapi dia tidak lupa diri dan tetap bersikap seperti biasa.

Tulisan ini bukanlah suatu tips bagaimana menjadi orang terkenal. Tapi tulisan ini adalah merupakan refleksi atau renungan terkait di Zaman Now ini banyak sekali orang ingin terkenal atau popularitasnya naik.

Dahulu, katakanlah sebelum kemajuan tekhnologi media sosial Online. Orang menjadi terkenal karena berdasarkan karya yang bermanfaat bagi orang banyak. Setidaknya, nilai-nilai positif didapatkan lewat apa yang ia buat. Dan semata-mata ia berbuat sesuatu itu karena unsur kebaikan walaupun apa yang ia perbuat itu hal-hal kecil. Artinya, indikator atau ukuran dia dikenal dan diikuti orang karena karyanya yang bermanfaat bagi orang banyak. Sehingga yang dikerjakannya jelas karena ingin berbuat kebaikan dan kemudian mendapatkan hadiah prestasi lewat kerja keras berupa penghargaan dan penghormatan dari orang-orang.

Nah, bagaimana dengan hari ini? Banyak dikalangan anak-anak muda Indonesia ingin terkenal dan popularitasnya meningkat. Setiap pemuda kita, mayoritas memiliki akun media sosial online. Banyak pemuda kita hari ini ingin menjadi orang terkenal dan pengikutnya (followers) berjuta-juta. Ambisius menjadi orang terkenal membutakannya, sehingga ia melakukan sesuatu hal-hal yang aneh dengan tujuan hanya ingin memperbanyak pengikutnya di media sosial online. Tidak hanya kalangan muda, kaum tua juga mulai terpengaruh.

Masyarakat kita banyak masih yang kurang smart walaupun ia memegang setiap hari smart phone. Manusia memang sering terjebak oleh apa yang dibuat olehnya sendiri. Niat menjadi ingin terkenal dan diikuti banyak orang di media sosial online adalah untuk kebesaran namanya dan ingin mendapatkan penghasilan uang. Maaf kata, hal-hal bodoh dan receh ia kerjakan dan meng-upload-nya di media sosial online-nya. Herannya, hal-hal bodoh dan receh itu banyak disukai oleh masyarakat pengguna smart phone yang memiliki akun media sosial online.

Ukuran menjadi orang terkenal, dipanggil di acara-acara Televisi dan banyak diikuti oleh orang banyak karena followers-nya berjuta-juta. Tidak peduli seperti kualitas nilai yang ia lakukan. Herannya, banyak anak-anak bangsa yang mendapatkan prestasi dalam lomba yang sifatnya lebih mendidik tapi tidak terkenal. Anak-anak muda kita saat ini ingin lebih hidup praktis, serba cepat dan melupakan proses.

Aplikasi-aplikasi media sosial online saat ini sangat banyak menjebak pemuda-pemuda kita. Karena ia ingin terlihat viral dan terkenal, pemuda-pemuda kita pun terpengaruh oleh hal yang sifanya tidak baik, malah meresahkan orang banyak. Penulis tidak akan menyebut satu persatu media-media sosial online yang sering salah gunakan oleh pemuda-pemuda kita.

Penulis tidak cemburu dan resah apabila Anda menjadi orang yang terkenal dan penggemar (fans) Anda banyak. Jika Anda menjadi orang terkenal dan meningkat popularitasnya karena karya yang bermanfaat dan memberikan nilai-nilai edukasi, saya pantas mencontoh dan mengikuti Anda. Tapi, apabila Anda tidak seperti yang saya sebutkan, karena itulah saya sangat meresahkannya.

Jika hanya menjadi orang terkenal menurutku gampang-gampang saja. Anda cukup membuang kotoran di kantor pemerintahan, maka Anda akan terkenl. Jika Anda ingin terkenal, maka ambilnya saja uang rakyat sebanyak-banyaknya. Jika Anda ingin terkenal, silahkan jualan agama kemudian vidiokan dan upload di media sosial online tanpa mempraktekkan apa yang Anda sebutkan. Dan lakukanlah hal-hal bodoh, tolol dan receh supaya Anda terkenal.

Tapi, untuk apa itu semua. Tidak perlu melakukan hal-hal buruk atau kebaikan-kebaikan yang dilakukan kemudian memberitahukannya kepada orang-orang. Bukankah dalam agama Islam dijarkan bahwa aib itu harus ditutup serapat-rapatnya. Bukankah dalam Islam diajarkan apabila tangan kanan memberi, alangkah lebih baiknya tangan kiri jangan sampai mengetahuinya. Bukankah sikap riya itu sangat dilarang dalam agama Islam. Tidak hanya dalam agama Islam, dalam agama lain pun sangat melarang penganutnya untuk bersikap sombong dan riya.

Jika kita iri melihat orang terkenal karena berbuat baik, maka tirulah perbuatan baiknya. Jika kita iri melihat orang terkenal karena perbuatan buruknya, hal-hal tolol dan receh, maka jauhilah perbuatan buruk, hal-hal tolol dan perbuatan receh itu. Berbuat baik itu manfaatnya tidak hanya menguntungkan orang lain, tapi menguntungkan kita semua. Berbuat baik dan berkarya bukan untuk terkenal, tapi ingin bermafaat bagi kita dan orang lain. Mari berlomba-lomba berbuat kebaikan dan berkarya, bukan berlomba-lomba mencari popularitas. Jika kita terkenal karena berbuat baik, berarti itu bonus untuk kita.

 

Penulis: Ibnu Arsib (Kader HMI Cabang Medan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.