Foto : Mantan Gangster Taiwan yang Kini Berjualan Mie Untuk Membantu Warga Miskin,SAM YEH/AFP/Getty Images
MEDANHEADLINES.COM, Taipei – Ingin menjalani hidup menjadi lebih baik, Yen Wei-shun ingin menutup kisah hidupnya sebagai anggota gangster dengan berjualan mie bagi warga miskin.
Baca : Gangster Bertopeng Rusak dan Bakar 87 Mobil di Swedia
Keluarga Yen, 40, memang telah menjalani bisnis berjualan mie di pasar tradisional New Taipei City selama beberapa dekade. Bersama ibunya, Yen menawarkan mie untuk warga yang kelaparan namun tidak punya uang untuk membayar mie jualannya.
Kisah Yen ini muncul di jejaring sosial di Taiwan. Sebuah situs online berbasis di Shanghai membungkus kisah ini dalam bentuk video, yang telah ditonton ratusan ribu kali di Youtube.
Yen mengenal kehidupan keras gangster sejak berusia 15 tahun. Saat itu, dia terlibat perkelahian berkelompok dan menewaskan seorang anggota gangster musuhnya. Akibatnya, Yen membayar dengan penjara selama 4,5 tahun.
Baca: PCC, Gangster Terbesar Brasil Picu Bentrok Sadis di Penjara
Selepas penjara, Yen masih wara-wiri di dunia hitam hingga akhirnya dia terkena kasus kepemilikan senjata api ilegal delapan tahun lalu. Namun, dia lolos dari kasus ini dan menganggap kejadian ini sebagai kesempatan kedua dari surga untuk memperbaiki diri.
“Kasus ini membangunkan saya. Saya akhirnya menyadari saya harus menghargai apa yang saya punya sejak sekarang – keluarga dan kebebasan saya,” kata Yen seperti dilansir Channel News Asia dan Taipei Times, Sabtu, 8 September 2018.
Gerobak jualan mie milik keluarganya mengebul dengan uap dari kuah panas dan tumpukan mie basah. Satu mangkuk mie berisi potongan udang, kol, dan babi yang dijual seharga Rp39 ribu.
Bagi pelanggan yang ingin berdonasi bagi orang lain yang tidak punya uang untuk membeli, Yen mau menerima uang sekitar Rp35 ribu. Uang ini akan digunakan untuk menalangi warga lapar yang ingin makan mie buatan keluarganya. Biasanya, orang yang meminta makan gratis adalah orang jompo dan orang muda yang belum bekerja.
Yen mengaku setiap bulan dia membagikan sekitar 600-700 mangkok mie kuah gratis, yang mayoritas ditalangi pembeli lain sebagai pendonor. Sisanya, dia menanggung secara pribadi dari hasil penjualan mie kuah.
Sejak empat tahun lalu, Yen memperkirakan telah membagikan sekitar 40 ribu mie kuah gratis. Bagi warga yang mengalami disabilitas, Yen menyediakan bantuan pengantaran gratis.
Yen mengatakan salah satu pelanggan mie kuah gratisnya adalah seorang bekas anggota gangster berusia 62 tahun. Lelaki itu berpisah dengan keluarganya akibat gaya hidup yang dipilihnya. Ini mengingatkannya agar tidak berakhir seperti lelaki itu.
“Saya melihat banyak anggota gangster tua yang berakhir seperti lelaki itu. Saya merasa sangat sedih dan menyadari banyak waktu terbuang percuma selama ini,” kata dia.
Menurut Yen, dukungan keluarga selama ini dan apresiasi dari orang-orang yang telah dibantunya ikut mengarahkannya ke jalan yang benar.
“Dulu waktu masih jadi anggota gangster, saya sering merasa khawatir karena bisa bertemu musuh kapan saja. Sekarang, saya bertemu orang-orang yang bahagia melihat saya.”. (red/tempo.co)