MEDANHEADLINES.COM, – Presiden Prabowo Subianto memberikan pidato pernyataan pada sesi khusus Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, pada Kamis (19/12/2024) beberapa hari lalu.
Presiden Prabowo berbicara pada sesi spesial yang membahas mengenai situasi di Palestina dan Lebanon. Prabowo Subianto benar-benar menunjukkan komitmennya terhadap kemerdekaan Palestina.
Namun, saat menyampaikan pidatonya, ada sejumlah delegasi negara lain yang keluar dari forum. Salah satunya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga mengkritik strategi devide et impera yang masih melemahkan solidaritas antarnegara Muslim. Ia menyebut konflik internal di beberapa negara Muslim menjadi contoh nyata adanya konflik internal di antara sesama. “Kapan ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu Palestina kalau kita saling bermusuhan antarsesama? Mari kita jujur kepada rakyat kita,” katanya.
Bahkan Ketua Umum Partai Gerindra ini cukup berani dengan menyebut isu hak asasi manusia secara global mengabaikan umat muslim. “Hak asasi manusia bukan untuk orang Muslim. Ini kenyataannya, sangat menyedihkan. Mari kita kerjakan apa yang kita bisa, tapi tetap lihat realitanya dan jujur dengan diri kita sendiri,” lanjutnya.
“Indonesia telah berusaha melakukan yang terbaik dengan apa yang bisa kami lakukan. Tapi saya menyerukan persatuan. Saya menyerukan kerja sama. Saya menyerukan agar negara-negara muslim menyadari bahwa kita tidak dihormati, suara kita tidak didengarkan,” tutur Prabowo. (*)