Foto : Kerambah Ikan Di Kawasan Danau Toba
MEDANHEADLINES.COM, Medan – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan menggandeng 3 lembaga yaitu World Bank, LIPI dan Perum Jasa Tirta dalam melakukan penelitian kualitas air di Danau Toba
Hal ini disampaikan Luhut melalui pers rilisnya usai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Perkembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba, Jumat (7/9/2018) lalu.
Dijelaskannya,nantinya semua program pembangunan akan berada di bawah koordinasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan berpijak pada hasil penelitian.
“Oleh karena itu, hasil penelitian oleh World Bank, LIPI, dan Jasa Tirta agar menjadi pijakan bagi kita bersama dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan di Kawasan Danau Toba,” kata Menko Luhut
“Ini akan saya follow up dan akan saya perintahkan kepada pemda untuk bersinergi dengan pemerintah pusat untuk menangani permasalahan ini,” tambahnya.
Luhut juga menjelaskan, Salah satu rekomendasi dari peneliti adalah perlunya dilakukan konservasi hutan karena adanya penebangan terus menerus di hulu.
“Kita harus melakukan konservasi, penanaman pohon jangan dilakukan di musim kemarau, ini harus terintegrasi, disiapkan dengan benar yaitu penanaman harus di musim hujan. Hal ini penting tujuannya agar tidak menganggu Danau Toba karena penebangan,” tuturnya.
Selain masalah konservasi, keberadaan kerambah di Danau Toba harus dikendalikan. LIPI menjelaskan, kerambah yang diperbolehkan maksimal 1.925 petak dan untuk kerambah perusahaan harus dikurangi sampai 70%.
Hal ini terkait dengan pendapat LIPI bahwa dibutuhkan waktu 75 tahun untuk Danau Toba membersikan dirinya sendiri. Tapi pembersihan tidak akan selesai jika proses pengotoran terus dilakukan.
Lebih jauh LIPI menjelaskan, jika danau tersebut oligroponik dengan memenuhi standar kualitas air tertentu, maka akan cocok menjadi destinasi dunia.
Selain itu, terkait Pengaturan kerambah dikatakan sudah mengalami kemajuan. Contohnya di Kabupaten Tapanuli Utara seperti dilaporkan Bupati Nikson Nababan yang mengatakan di daerah Muara sudah zero kerambah. Sebabnya, upaya pemda sudah dilakukan sejak 2 tahun yang lalu.
“Kerambah di Taput 2 tahun lalu kami rapat, di Muara sudah tidak ada keramba,” papar Nikson.(red)