Ilustrasi
MEDANHEADLINES.COM – Perusahaan-perusahaan farmasi dunia terus melakukan uji klinis terhadap vaksin yang ditemukannya. Perusahaan farmasi yang saat ini juga melakukan hal tersebut adalah perusahaan Pfizer. Dalam menciptakan vaksin untuk virus Covid-19, Pfizer bekerja sama dengan BioNTech yang berasal dari Jerman. Hingga sekarang vaksin Pfizer sudah melakukan uji klinis fase ketiga yang melibatkan 44.000 peserta.
Uji Vaksin Pfizer Melibatkan Puluhan Ribu Orang
Pada awalnya Pfizer dan BioNTech menargetkan jumlah peserta saat uji klinis fase ketiga sebanyak 30.000 peserta. Akan tetapi, rencana tersebut kemudian diperluas dengan melibatkan 44.000 peserta. Dalam uji klinis fase ketiga, Pfizer-BioNTech memasukkan populasi manusia yang lebih beragam, salah satunya kalangan remaja yang berusia 16 tahun. Namun, perusahaan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA).
Perluasan uji klinis yang akan dilakukan nantinya akan memungkinkan perusahaan mengumpulkan lebih banyak data mengenai keamanan dan kemanjuran vaksin. Saat mengumpulkan data juga disertai dengan melakukan diversifikasi kelompok peserta.
Bourla mengatakan jika dari populasi peserta uji klinis secara global, mayoritas orang yang dilibatkan yaitu 60% merupakan orang-orang dari Amerika dan Eropa. Sisanya berasal dari wilayah lainnya. Perluasan populasi dalam uji klinis fase ketiga ini merupakan suatu hal yang bagus. Dimana tim yang menguji vaksin akan mengetahui keberhasilannya pada akhir bulan Oktober 2020.
Bagaimana Rasanya Menjadi Relawan Vaksin Covid-19?
Banyak orang bertanya-tanya bagaimana rasanya menjadi salah satu relawan vaksin Covid-19? Pertanyaan ini sering kali dilontarkan oleh banyak orang mengingat uji klinis vaksin Covid-19 melibatkan puluhan ribu relawan di seluruh dunia. Begitupun pada uji klinis yang dilakukan Pfizer yang melibatkan 44.000 peserta. Di antara puluhan ribu peserta tersebut mayoritas berasal dari Amerika dan Eropa.
Ahli biologi dari Utah, Amerika Serikat yang bernama Luke Hutchison juga ikut menjadi peserta uji klinis fase ketiga vaksin Moderna. Luke Hutchison mengatakan setelah disuntik vaksin dia merasa mengalami demam dan menggigil. Luke Hutchison berkenan menjadi salah satu relawan dikarenakan percaya jika vaksin Moderna bisa melawan virus corona.
Pengalaman serupa juga dirasakan oleh relawan yang ikut uji klinis vaksin Pfizer. Relawan tersebut merasakan demam dan menggigil hingga giginya patah setelah disuntik dosis kedua. Lima relawan lainnya yang namanya tidak ingin disebutkan mengatakan setelah disuntikkan vaksin merasakan demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri tubuh dan kelelahan. Tiga relawan ini disuntikkan vaksin Moderna dan sisanya disuntikkan vaksin Pfizer.
Relawan tersebut mengatakan meski tidak nyaman, hal ini merupakan harga yang sepadan untuk melindungi diri dari virus corona. Rasa sakit yang muncul terkadang akan hilang setelah satu hari bahkan lebih cepat dari itu.
Perlu diketahui jika tidak semua relawan disuntik dengan vaksin eksperimental, sebagian diantaranya disuntikkan dengan vaksin palsu atau plasebo. Hal ini dilakukan untuk membandingkan keefektifan dan juga kemanjuran antara vaksin eksperimental dengan vaksin palsu.
Ketika melakukannya relawan juga tidak diberitahu apakah mereka disuntik dengan vaksin eksperimental atau vaksin plasebo. Bahkan petugas yang menyuntikkan juga tidak diberitahu mengenai hal ini. Namun, sebelumnya pihak Moderna maupun Pfizer sudah mengakui jika vaksin eksperimentalnya memiliki efek samping seperti menggigil, nyeri otot dan juga sakit kepala.
Tentu semua masyarakat dunia sangat berharap untuk segera dirilis vaksin Covid-19. Mengingat sudah banyak masyarakat yang terinfeksi virus ini bahkan ada yang sampai meninggal. Salah satu cara untuk mencegah penyebaran virus ini dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dan jangan keluar rumah terlebih dahulu. Jika Anda ingin mendapatkan informasi kesehatan dengan konsultasi langsung dengan dokter maka akan direkomendasikan untuk download aplikasi Halodoc. Dengan aplikasi Halodoc semua kebutuhan Anda tentang dunia kesehatan, bisa dipenuhi hanya melalui satu aplikasi saja.(Red)