MEDANHEADLINES.COM, Karo – Danau Toba kini telah menjadi prioritas utama pemerintah menggalakkan pariwisata. Pembangunannya terus dikebut dengan tidak mengenyampingkan kelestarian lingkungan di sekitarnya.
Sejumlah stake holder turut mendukung kelestarian tersebut, dengan menanam satu juta pohon di sejumlah kabupaten, baik di kawasan Danau Toba atau daerah yang terdampak resapan airnya.
Secara simbolis, penanam sejuta bibit pohon dilakukan di Desa Tongging, Kecamatan Mereka, Kabupaten Karo, Selasa, 15 Oktober 2019. Pelestarian ini di inisiasi oleh Polda Sumatera Utara dengan 23 perusahaan BUMN dan swasta.
“Diharapkan jutaan pohon memberi manfaat untuk masyarakat sekitar, turis, dan kelangsungan alam di Danau Toba. Danau Toba luar biasa indah. Banyak yang bisa kita nikmati keindahan alamnya. Kontribusinya buat perekonomian masyarakat di sekitar,” kata Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto.
Sebanyak 23 perusahaan di Sumut yang terlibat dalam aksi ini, dapat berkontribusi menyiapkan satu juta lebih bibit yang produktif bagi masyarakat, misalnya Pohon Macadamia yang bisa mencegah kebakaran dan kacangnya bisa dijual Rp400 ribu. Ini menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memanfaatkan program reboisasi,”
Direktur Krimsus Polda Sumut, Kombes Pol Rony Samtana menjelaskan penanaman sejuta pohon untuk menindaklanjuti penetapan kawasan Danau Toba yang telah mendapatkan sertifikasi UNESCO Global Geopark, kawasan prioritas pariwisata dunia.
Menurutnya, Danau Toba punya keindahan alam yang harus terpelihara. Karhutla masih jadi momok kelestarian alam. Banyak penelitian menyebutkan debit air Danau Toba juga menurun.
“Sempat ada keraguan terkait program penanaman satu juta pohon. Sebab ada empat isu tentang program ini yakni bagaimana ketersediaan bibit, karena penyediaan bibit sejuta pohon bukan hal mudah. Bukan hanya bibit tapi juga anggaran, lahan, serta siapa yang akan menanamnya. Lalu tentang keberlanjutan program ini, program penanaman begitu banyak, tapi tidak berlanjut. Jangan sampai ditanam satu juta tapi tidak dirawat dengan baik,” paparnya.
Polda Sumut telah menyepakati bibit yang ditanam yang bernilai ekonomis dan produktif sehingga dapat menggerakkan ekonomi masyarakat seperti bibit pohon macadamia, durian, mangga, alpukat, jengkol, pete, aren, bambu, manggis.
“Kami tidak mau pohon yang bermanfaat bagi masyarakat tapi ditebang seperti jati, sengon. Kami ingin pohon ini nantinya bisa memberikan efek domino bagi masyarakat di sekitar Danau Toba. Lahan yang akan ditanam yakni lahan masyarakat dan APL,” paparnya.
Selain itu, setelah bibit ditanam, maka pihaknya menyiapkan mekanisme pengawasan yakni pengawasan menjadi tanggung jawab kapolsek dan camat di masing-masing kabupaten.
Sedangkan yang menjadi mandor yakni Bhabinkamtibmas dan kepala desa. Selain itu setiap bulan harus ada laporan dan nantinya dievaluasi lagi.
“Kami harap program tanam pohon ini akan selesai sampai Oktober tahun depan. Penanaman dibagi menjadi empat kali, tiga bulan ke depan kita tanam serentak juga, sehingga secara simultan, begitu ditanam kita evaluasi. Sehingga sampai 10 tahun ke depan Danau Toba memiliki wajah baru sehingga masyarakat memperoleh manfaat,” bebernya. (raj)