Sumut  

Harga Tiket Pesawat Turun,  Luhut Ingatkan soal permainan penjualan avtur

MEDANHEADLINES.COM – Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberikan tanggapannya terhadap penurunan harga tiket pesawat.

Dikatakannya, Pemerintah saat ini masih melakukan pembahasan agar harga lebih efisien lagi.

Meski harga tiket sudah turun Luhut kembali menegaskan, soal monopoli avtur. Dia tidak ingin, itu terjadi lagi dan berpengaruh kembali pada harga tiket.

“Misalnya penjualan avtur di lapangan terbang tidak boleh monopoli Pertamina lagi, sudah diputuskan. Semua harus satu,” ujar Luhut.

Luhut juga mendorong agar maskapai pelat merah bisa lebih efisien dalam hal harga. Karena low cost carrier, sudah berlaku.

“Saya di Jakarta berkali kali  bilang. Kemarin seperti ke Tiongkok, mereka rupanya minjam uang dulu-pendanaan untuk Garuda itu dulu dari tiongkok aviation. Kemairn kita negosiasi ulang, kebetulan saya ikut , supaya bisa strukturnya itu dibikin lebih lama, sehingga pembayarannya lebih. Ya kita bisa menghemat lebih banyak kira kira 35-45 juta dolar,” ungkapnya.

Luhut juga mengatakan agar rute yang masih jarang penumpang dihentikan lebih dulu. Lalu dicarikan alternatifnya.

“Rute-rute yang miskin atau maksudnya yang kita rugi jangan ya kita dimainkan dulu . misalnya direct flightJakarta ke London itu kita bisa rugi berapa juta  dolar per bulan. Sekarang dipotong oleh garuda re-route dia menuju Istambul baru ke London. Air Asia sudah cukup, Air Asia sudah masuk kita beri rute yang gemuk dan perintis,” tukasnya.

Perlu dipahami, tidak semua masyarakat bisa menikmati tarif tiket murah. Seperti diketahui sebelumnya, bahwa maskapai hanya mengalokasikan 30 persen kursi untuk dijual dengan tarif murah.

Apabila tarif tiket pesawat murah yang dicari sudah tidak ada pada Selasa, Kamis maupun Sabtu, maka kuota yang telah diberikan telah habis.

Oleh karena itu, penting bagi para calon penumpang yang ingin menikmati tiket pesawat murah untuk melakukan pembelian jauh-jauh hari. Hal itu juga perlu diiringi dengan perencanaan perjalanan yang matang.

Sudah beberapa bulan terakhir tarif tiket pesawat mahal bikin para perantau menunda untuk melepas rindu dengan orang tersayangnya. Begitu pun dengan mereka yang menunda waktu berliburnya karena terganjal oleh tiket pesawat yang mahal.

Hal itu bukan isapan jempol. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Januari-April 2019, jumlah penumpang pesawat mencapai 24 juta orang. Angka ini anjlok 20,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meski begitu, para penumpang pesawat sudah tak perlu risau lagi. Kini sudah saatnya bagi para perantau maupun mereka yang ingin berlibur untuk menuntaskan tujuannya yang tertunda, yakni berlibur dan melepas rindu.(goy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.