Dugaan Salah Tembak Saat Ungkap Kasus Narkoba, BNN Sumut Akan Lakukan Penyelidikan

Kordinator KontraS Sumut Amin Multazam Bersama Keluarga M. Yasin

MEDANHEADLINES.COM, Medan – Pengungkapan kasus Narkoba yang dilakukan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia di Sumatera Utara beberapa waktu yang lalu menyisakan protes dari keluarga Muhammad Yasin, salah seorang warga yang meninggal setelah diduga tertembus Peluru Petugas BNN

Menanggapi hal ini, Kepala Biro Hubungan Masyarakat BNN Brigjen Sulistyo Pudjo mengatakan,Pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait persitiwa tersebut.

Dia juga mengaku sudah bertemu keluarga korban dugaan salah tembak. Namun dia kembali mengatakan jika pihaknya masih melakukan pendalaman atas kasus itu.

“Saya sudah datang ke Batubara (pasca kejadian) dan berikutnya kita sedang mengumpulkan data informasi internal. Nanti yang akan merilis pimpinan,” kata Sulistiyo, Jumat (12/7).

Kasus ini lanjut Sulistyo sangat sensitif. Bahkan ini menyangku profesionalitas, akuntabilitas hingga kepercayaan publik kepada lembaga BNN.

Sulistiyo mengakui, mobil saat rangkaian penyergapan jaringan narkoba, Toyota Avanza B 1321 KIJ yang ditumpangi M Yasin bersama empat orang lainnya berada di lokasi yang sama. Tepatnya saat BNN melakukan aksi pengejaran di Kabupaten Batubara dan Deli Serdang.

Saat pengejaran personel tidak mengikuti mobil tersebut. Namun saat di Deli Serdang, mobil itu kembali muncul. Bahkan saat itu Avanza Yasin Cs menabrak mobil BNN.

“Kita sedang mengumpulkan data informasi internal. Nanti yang akan merilis pimpinan,” ungkapnya.

Diketahui, Jamilah yang merupakan adik kandung M Yasin tidak terima dengan kematian saudaranya, dan mengadukan kasus itu ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut beberapa waktu lalu.

Dia juga membantah jika disebut berupaya menghalang-halangi petugas BNN saat melakukan pengejaran di kawasan Batubara. Kata dia, saat itu Avanza yang mereka tumpangi akan mengantarkannya.

Mereka baru saja menghadiri sidang kasus ITE yang menjerat suaminya, Rahmadsyah Sitompul.

Untuk diketahui, Rahmadsyah Sitompul adalah saksi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga di sidang Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu.

“Kami gak tau ada kejar-kejaran BNN. Kami kira karena di jalan raya, yah biasa ajah mobil kencang kencang. Kami saat itu baru pulang dari sidang,” kata Jamilah.

Nahasnya mobil itu bertemu dengan petugas BNN lagi saat akan mengantarkan pengacara ke Medan. Terjadi tembak-tembakan yang menewaskan M Yasin.

KontraS Sumut berkomitmen bakal mendampingi kasus ini. Mereka masih mengumpulkan keterangan dari para korban. Nantinya, mereka juga akan menyurati Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.