MEDANHEADLINES.COM – Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyebutkan penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke provinsi tersebut per tahun 2018 lalu.
Data tersebut diperoleh dari pemaparan Kepala Bidang Bina Pemasaran Pariwisata Sumatera Utara, Muchlis saat digelarnya kordinasi dan kerjasama dalam pengembangan promosi wisata dalam dan luar daerah di Tapanuli Tengah
Disebutkan, progres wisatawan mancanegara di tahun 2014 berjumlah 270.837, menyusul tahun 2015 berjumlah 229.288, tahun 2016 berjumlah 233.643, tahun 2017 sebanyak 261.461. Sementara di tahun 2018 hanya sebanyak 231.465.
“Banyak faktor yang menyebabkan penurunan kedatangan wisatawan mancanegara itu,” kata Muchlis.
Disebutkan, wisatawan mancanegara ke Sumut didominasi beberapa negara. Terbesar berasal dari Malaysia sebesar 55 persen. Menyusul Singapura, Tiongkok, Jerman dan Australia.
Terutama Malaysia sebagai penyumbang besar wisatawan, Muchlis menyebut tahun-tahun terakhir mengalami persoalan ekonomi. Menurut dia, faktor ini berkontribusi menurunkan angka kunjungan wisatawan tersebut.
“Tapi Malaysia ada masalah ekonomi, dan bepergian keluar negeri mereka sekarang kena pajak,” katanya.
Faktor lain menurut Muchlis, bencana yang terjadi di banyak daerah di Indonesia. Pemberitaan bencana menyebabkan, wisatawan asing enggan berkunjung ke Indonesia.
“2018 ini berapa banyak bencana? orang asing kan menganggap bencana di Bali, Lombok, Sulawesi, wisman menganggap itu Indonesia yang bencana. Contoh seperti asap 2014, lalu (meletusnya gunung) Sinabung,” kata dia.
Dia juga menyebut soal paket wisata di Sumut yang belum variatif dan sedikit yang terbaru yang biasanya diburu para wisatawan.
“Paling yang ada di Sibisa,” katanya.
Sementara itu Muchlis menyebut optimismenya tentang pertumbuhan kepariwisataan di Sumut tahun 2019. Angka wisatawan sebanyak 500 ribu menurut dia cukup realistis.
Dia mengatakan, dukungan anggaran APBD Provinsi Sumut tahun 2019 cukup memberi ruang ekspektasi meningkatnya Kepariwisataan di daerah tersebut.
Kendati ia menyebut, tak boleh hanya mengandalkan pariwisata Danau Toba saja sebagai penyumbang satu-satunya wisatawan mancanegara.
“Bapak gubernur (Edy Rahmayadi) melihat pariwisata ini adalah peluang. Namun semua daerah dan semua sumberdaya harus bekerjasama,” kata Muchlis. (hen)