Program ‘Permaisuri’ Bank Sumut Bangkitkan UMKM di Kab. Simalungun

Foto : Para pelaku UMKM yang tergabung kelompok kredit ‘Permaisuri’ menunjukkan ulos hasil tenunan mereka saat disambangi rombongan Bank Sumut, Pusat dan Jurnalis, di kampungnya di Nagori Mariah Jambi, Kecamatan Jawa Maraja, Kab. Simalungun. 

MEDANHEALDINES.COM – Sedikitnya sebanyak 40 dari 50 kelompok binaan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), mulai terbentuk di daerah Siantar – Simalungun. Bangkitnya para kelompok UMKM, ini setelah mereka mengikuti program Kredit Perempuan Mandiri dan Suri Tauladan (Permaisuri) dari Bank Sumatera Utara (Sumut).

Kelompok yang didominasi oleh kaum ibu ini merasa sangat terbantu dengan hadirnya program ‘Permaisuri’ ditengah-tengah mereka. Alasannya, sebelum adanya program ‘Permaisuri’ ini. Mereka sempat kesulitan mengembangkan usahanya karena masalah permodalan usaha. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya meminjam uang kepada rentenir buat modal usahanya.

Namun, karena bunga pinjaman melalui rentenir cukup tinggi. Sebagian besar dari mereka malah banyak yang menjadi merugi. Siti Adisma Simangunsong (40) warga Nagori Mariah Jambi, Kecamatan Jawa Maraja, Kab. Simalungun, pelaku UMKM yang kini masuk kelompok kredit ‘Permaisuri’ dari Bank Sumut, merasa sangat terbantu dengan adanya kredit ‘Permaisuri’ dari Bank Sumut. Wanita pengrajin kain khas batak (Ulos) ini mengaku pernah menjadi salah satu pelaku UMKM, yang terlilit utang dengan rentenir.

Siti Adisma Simangunsong, sempat kebingungan mencari solusi pembiayaan usahanya. Bahkan, produksi ulosnya sempat menurun drastis karena ketiadaan modal. Ditambah lagi, dia harus membiayai tiga anaknya yang masih SMA dan seorang lagi di SMP. Permasalahan pahit ekonominya mulai pulih usai ia bergabung bersama kelompok program kredit ‘Permaisuri’ dari Bank Sumut.

“Jadi sejak ikut kelompok kredit ‘Permaisuri’ ini saya tidak mengutang lagi dengan rentenir. Dan usaha saya perlahan mulai baik lagi,” kata Siti Adisma, saat disambangi rombongan Bank Sumut, Pusat dan jurnalis, Jumat (31/8).

Kredit ‘Permaisuri’ ini menurutnya sangat membantu. Para kreditur tidak dibebabkan agunan ketika menawarkan pinjaman,”Jadi memang betul gak terbebani. Cicilannya juga sangat ringan,” katanya.

Masih dikatakan Siti Adisma, dia sudah ikut program ‘Permaisuri’ selama 8 tahun. Program itu memang dibuat Bank Sumut, untuk para kaum ibu agar bisa membantu perekonomian keluarga. kaum ibu yang ada di kampungnya dibentuk menjadi perkelompok. Dan jenis usahanya beragam, ada yang usaha kuliner, kerajinan, hingga berjualan kedai kelontong.

“Jadi kelompoknya itu punya yanggung jawab untuk anggotanya. Kalau ada salah satu yang belum bisa membayar cicilan. Maka, kelompoknya akan membantu membayarkannya. Istilahnya sistem tanggung renteng,” tambah Credit Marketing Officer (CMO) Cabang Koordinator Bank Sumut Pematang Siantar Monika Novelista Panjaitan.

Selain tanpa agunan, bunganya juga cukup rendah, yakni hanya 15,6 persen per tahun. Pinjamannya mulai Rp 1 juta sampai Rp 60 juta yang dibagi dalam beberapa cluster.

“Kita berharap dengan adanya bantuan kredit permaisuri ini, kaum ibu dapat mandiri dan menjadikan perekonomian keluarga menjadi lebih baik,” kata Monika.

Saat ini kredit Permaisuri sudah hampir mencapai angka yang ditargetkan di Siantar-Simalungun. Untuk Cabang Koordinator (cabkor) Pematang Siantar hampir mencapai target.

” Target kita membuat 50 kelompok ‘Permaisuri’. Hasilnya, hari ini sudah 40 kelompok binaan yang mengikuti program kredit ‘Permaisuri’ ini. Untuk produk unggulan yang dihasilkan juga terus dibina. Beberapa diantaranya sudah dipromosikan hingga internasional. Salah satunya adalah ulos hasil tenunan ibu Siti Adisma Simangunsong, jadi setiap ada pameran UMKM, ulosnya selalu kita bawa untuk dipamerkan,”pungkasnya. (Fad).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.