Virus Ebola (ist)
MEDANHEADLINES.COM – Pemerintah Kongo melalui Menteri Kesehatannya mengatakan, sedikitnya 33 orang telah tewas akibat serangan virus Ebola di negaranya pekan ini.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Sabtu, 4 Agustus 2018, kantor Kementerian Kesehatan Kongo menyatakan, 13 kasus virus Ebola terjadi di timur laut Provinsi Kivu Utara dan tetangganya, Provinsi Ituri. “Sebanyak 30 orang tewas di kawasan ini.”
“Kami sedang menginvestigasi kasus yang berlangsung sejak Rabu 1 Agustus 2018 ini,” bunyi pernyataan Kementerian Kesehatan sebagaimana dikutip Al Jazeera, Ahad 5 Agustus 2018.
Hingga saat ini, Kementeria menjelaskan, sudah 900 orang telah melakukan kontak dengan orang-orang yang terinfeksi virus Ebola. “Mereka sudah kami daftar.”
Untuk mengatasi penyebaran virus ini, pemerintah Kongo bekerja keras melakukan vaksinasi di Kota Beni, Provinsi Kivu Utara, karena kawasan tersebut diperkirakan paling banyak penderita virus Ebola.Sejumlah warga memperhatikan dukun lokal yang mempersiapkan upacara pengusiran setan di Meliandou, Guinea, 23 Februari 2015. Di ground zero, dukun lokal dipercaya untuk mengusir wabah virus ebola. AP/Youssouf Bah
Badan Kesehatan PBB, WHO telah mengirimkan bantuan ke pemerintah Kongo senilai US$ 2 juta atau sekitar Rp 29 miliar (kurs Rp 14.495 per dolar Amerika Serikat). Dana tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengatasi serangan virus Ebola di Kongo.
Provinsi Kivu Utara terletak di antara perbatasan Uganda dan Rwanda, sekaligus menjadi basis 100 kelompok bersenjata. “Situasi keamanan di sini sangat kompleks,” kata juru bicara WHO, Tarik Jasarevic kepada Al Jazeera, Ahad.
Ebola adalah virus yang menyerang organ tubuh manusia dapat menimbulkan demam tinggi. Bahkan virus yang berkembang di Kongo sejak 1976 itu dapat menimbulkan kematian akibat pendarahan fatal dalam tubuh penderita. “Darah bisa keluar dari mulut, mata atau kuping.”(red/tempo.co)