Miris, Selama 25 Tahun Diduga Mengidap Penyakit Tumor, Pemuda Ini Butuh Uluran Tangan

Foto : Poniman Siregar mendapat bantuan dari IWO Tapteng

MEDANHEADLINES.COM, Tapanuli Tengah – Poniman Siregar seorang pemuda berusia 25 tahun diduga mengidap penyakit Tumor di sekujur tubuhnya. Tampak Bentolan-bentolan berukuran bervariasi memenuhi tubuhnya dan juga wajahnya. Poniman ditemani ibunya Poniyem (60an) saat ditemui Ikatan Wartawan Online (IWO) Sibolga Tapanuli Tengah, di gubuk yang juga memprihatinkan di kawasan persawahan di Kelurahan Sibuluan Terpadu, Kecamatan Pandan, Kamis (19/7).

Saat itu Poniman beranjak diri dalam posisi tak sempurna saat melihat sejumlah awak media datang. Ia berjalan terpincang, kakinya memang tak tumbuh dengan sempurna. Begitu juga tubuhnya yang membungkuk dan membesar di sebelah punggung. Sementara wajahnya juga membesar tak proporsional dengan tubuhnya. Poniman mengaku tak tahan berdiri berlama-lama.

“Cepat capek bang, gak tahan diri lama-lama,” ucapnya sambil terduduk di sebilah papan. Mimik wajahnya meringis.

Poniyem bercerita, anaknya itu sudah sakit sejak lahir. Urusan berjalan, Poniman juga baru mampu di usia 20 tahun. Beberapa kali pemeriksaan sudah dilakukan. Terakhir Poniman yang juga tak pernah menikmati bangku sekolah itu dibawa ke seorang Bidan di Kecamatan Tukka.

“Sekali ke bidan Tupang, katanya Tumor. Dulu ke Dokter Bajora di Sidempuan, katanya serahkan sama yang kuasa,” ucap Poniyem lirih.

Kini untuk membawa anaknya berobat Poniyem mengaku tak memiliki dana cukup. Hidupnya sehari-hari bergantung pada sawah di tanah sepetak yang ia pinjam dari warga sekitar. Memanfaatkan program BPJS, Poniyem yang mengaku asli dari Kota Padang Sidempuan ini sudah tak lagi memiliki identitas. Sejak kecil Poniman hanya ia beri obat-obat dedaunan.

“Inilah pak, dia (Poniman-red) kubawaknya kemana-mana, uang tak punya lagi, KTP Sidempuan, belum buat surat pindah, cemanalah ini ada padi,” terangnya.

Selain Poniman yang selalu berada disampingnya, Poniyem sebenarnya memiliki 2 anak lainnya yang sudah berkeluarga dan menetap di Tapanuli Tengah. Yakni Gina yang bekerja sebagai pembungkus kerupuk dan dan Monang penjual roti. Alasan pindah dari Kota Padang Sidempuan juga atas permintaan kedua anaknya itu.

“Kata anak jangan pulang (ke Sidempuan), biar dekat, aku bisa lihat katanya,” tutur Poniyem.

Kendati ia mengaku tak mau menyusahkan anak-anaknya yang sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan tak sedikit. Ia dan Ponimen yang sakit-sakitan dan lemah memilih tinggal di gubuk kecil berdinding seng dan beratap tenda biru dan memenuhi kehidupan dari bertani.

“Anak-anak juga sering kemari, tapi gak mau (saya) nengok anak nanti susah karena kami,” katanya.

Poniyem nampak terharu dan menutup matanya menahan isak tangia saat menerima bantuan sembako dan uang santunan sekedarnya yang diberikan IWO Sibolga Tapanuli Tengah.

“Trimakasih banyak, semoga Allah memberikan berkat berlimpah ya nak,” ujarnya.

Sementara Sekretaris IWO Sibolga Tapteng Rommi Pasaribu mengatakan, bantuan yang diberikan adalah bentuk keprihatinan dari pihaknya.

“Kita berharap bantuan yang diberikan bermanfaat buat ibu dan khususnya Poniman yang sangat membutuhkan perawatan ekstra,” kata Rommi. (hen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.