Ragam  

Arus Balik Lebaran 2,43 Juta Penumpang Pesawat Diprediksi Balik Dari Kampung Lewat 20 Bandara

Ilustrasi penumpang pesawat. (Pixabay/StockSnap)

MEDANHEADLINES.COM – PT Angkasa Pura II atau AP II memperkirakan sebanyak 2,43 juta penumpang bakal balik dari kampung halaman di 20 bandara yang dikelola. Jumlah tersebut, akumulasi dari periode arus balik H+1 hingga H+10 dengan 16.645 penerbangan.

Khusus di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, jumlah penumpang pada arus balik diperkirakan mencapai 1,52 juta penumpang dengan 10.743 penerbangan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi direncanakan secara langsung akan melakukan kunker di Bandara Soekarno-Hatta pada hari ini, 25 April 2023, untuk memantau arus balik dan lalu lintas penerbangan.

Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan rencana operasional di seluruh bandara telah disiapkan untuk mengantisipasi tingginya lalu lintas penerbangan pada arus balik.

“Telah diinstruksikan kepada seluruh bandara AP II termasuk para stakeholder agar bersiap menyambut arus balik. Bandara AP II siap mengantar para pemudik untuk kembali ke kota tempat mereka beraktivitas sehari-hari,” ujarnya yang dikutip, Selasa (24/4/2023).

Awaluddin mengungkapkan pada arus balik ini bandara AP II fokus pada 6 titik penting pada Aspek Operasi dan Aspek Pelayanan.

“Pada periode arus balik, penanganan lebih fokus pada kedatangan penumpang dan yang paling sibuk pada periode ini adalah Bandara Soekarno-Hatta yang akan menerima kedatangan para pemudik dari berbagai kota. AP II dan seluruh stakeholder berkolaborasi erat untuk memastikan kelancaran pada arus balik ini,” kata dia.

Pada Aspek Operasi, bandara AP II fokus pada 3 titik penting yaitu alokasi parkir pesawat, penanganan bagasi penumpang pesawat, dan ketersediaan moda transportasi publik.

“Proses penanganan bagasi oleh operator ground handling menjadi titik sangat penting. Di tengah sibuknya kedatangan penerbangan, seluruh personel terkait harus dapat memenuhi level of service yang telah ditentukan mulai dari bagasi diturunkan dari pesawat hingga masuk ke conveyor belt di baggage claim area yang ada di terminal,” jelas Awaluddin.

Pada Aspek Operasi, ketersediaan moda transportasi publik/transportasi darat juga sangat penting guna memastikan kelancaran aksesibilitas pemudik dari bandara menuju tujuan di berbagai wilayah. Di Bandara Soekarno-Hatta monitoring layanan moda transportasi publik didukung dengan infrastruktur teknologi yang ada di Land Transport Operation Center (LTOC).

Sementara itu untuk Aspek Pelayanan, bandara AP II fokus pada 3 titik penting yakni manajemen atau prosedur terkait keterlambatan (delay) penerbangan, kebersihan seluruh fasilitas publik, serta kepastian layanan pada proses keberangkatan.

“Potensi delay yang disebakan beragam faktor pasti selalu ada, dan juga sudah ada delay management dari maskapai maupun pengelola bandara untuk mengantisipasi ini. Delay management ini harus dijalankan dengan baik oleh seluruh stakeholder, termasuk sesuai regulasi yang ditetapkan Kementerian Perhubungan. Informasi kepada penumpang pesawat harus diberikan secara jelas,” imbuh Awaluddin. (Red/suara.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.