Jelang G20, Jalan Tengah Jokowi Terhadap Konflik Ukraina-Rusia

MEDANHEADLINES.COM – Presiden Joko Widodo telah berkomunikasi dengan beberapa pemimpin negara dan Sekretaris Jenderal PBB tentang persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada bulan November 2022.

Presiden juga berdiskusi lewat telepon mengenai dinamika situasi global terkini, termasuk di antaranya soal perang Rusia-Ukraina.



Presiden Jokowi juga berkomunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 27 April 2022, pukul 15.00 WIB. Setelah itu, Presiden Jokowi juga melakukan pembicaraan per telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis, 28 April 2022.

Pada saat berkomunikasi dengan Zelenskyy, Mantan Walikota Solo ini menegaskan Indonesia memiliki kesiapan penuh dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Permintaan tentang persenjataan ditolak tegas Jokowi karena amanat konstitusi Indonesia melarang bantuan persenjataan kepada negara lain.

“Saya sampaikan mengenai harapan agar perang dapat segera dihentikan dan solusi damai melalui perundingan dapat dikedepankan,” jelas Jokowi dlihat dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (1 /5/2022).

Sementara itu, Vladimir Putin juga memberikan kabar mengenai situasi di Ukraina, termasuk proses negosiasi yang terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina saat perbincangan telepon dengan Jokowi. Jokowi kembali menekankan pentingnya perang segera diakhiri.

“Saya juga menekankan agar solusi damai dapat terus dikedepankan dan Indonesia siap berkontribusi untuk upaya damai tersebut,” ucap Jokowi.

“Dalam kesempatan tersebut, Presiden Putin menyampaikan terima kasih atas undangan KTT G20 dan beliau menyatakan akan hadir,” imbuhnya.


Jokowi juga telah berkomunikasi dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz; Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida; Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau; Presiden Perancis, Emmanuel Macron. Setelah itu dengan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte; Sekjen PBB, Antonio Guterres.

Jokowi menekankan, G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada akhir tahun ini bisa menjadi momentum perdamaian dunia yang sempat panas akibat konflik Ukraina-Rusia. Menurut dia, pembangunan ekonomi dunia didasari stabilitas dan perdamaian yang ada.

“Sebagai penutup, saya ingin menekankan bahwa Indonesia ingin menyatukan G20, jangan sampai ada perpecahan. Perdamaian dan stabilitas adalah kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia,” tutupnya. (red)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.