Ragam  

Alamak, Ribuan Monyet Terlibat Tawuran Antar Geng di Kota Thailand

Dua kelompok monyet terlibat tawuran di Thailand. (Foto: Facebook/Wisrut Suwanphak)

MEDANHEADLINES.COM – Gerombolan monyet liar yang mengamuk menyebar teror di sebuah kota di Thailand karena mereka kecanduan minuman manis sambil memakan pisang.

Menyadur Daily Mail Senin (17/1/2022), monyet liar yang jumlahnya ribuan itu tawuran di Kota Lopburi, sekitar 90 mil utara ibu kota Bangkok.



Kota ini terkenal dengan populasi monyetnya yang membawa turis dari seluruh dunia, bahkan penduduk setempat mengadakan festival tahunan untuk menghormati hewan ini.

Populasi monyet Lopburi berlipat ganda selama pandemi dan mereka terlena dengan makanan ringan dan minuman manis yang diberikan turis ketika berkunjung ke kota itu selama pelonggaran pembatasan virus corona.


Sekarang, jalanan kota dirusak oleh ribuan monyet untuk berebut gula dan bersaing keras untuk junk food, bahkan juga menandai wilayahnya masing-masing.

Rekaman yang diambil pada hari Selasa menunjukkan lusinan hewan berkeliaran di jalanan, melompati mobil, memanjat manusia dan bahkan mencuri makanan dan barang-barang mereka.

Video menunjukkan warga membagikan tabung plastik berisi gula dan sirup dan monyet-monyet itu mengisapnya hingga kering sebelum mengejar seorang pria yang membagikan pisang.

Kurangnya rasa takut mereka terhadap manusia menunjukkan perilaku yang sangat berani, memanjat kaca depan kendaraan yang bergerak dan melompati semua orang di jalan.

Penduduk setempat mengatakan bahkan ada geng saingan yang menandai wilayah mereka – yang mengakibatkan tawuran antar geng monyet ketika hewan itu bertemu.

Pemerintah mencoba untuk mengendalikan populasi monyet liar dalam beberapa tahun terakhir tapi tak dapat menekan jumlahnya karena terus berkembang biak.

Sejumlah besar monyet disterilkan tahun 2020 setelah jumlah mereka tak terkendali selama pandemi.

Departemen satwa liar memikat hewan itu ke dalam kandang dengan buah dan membawanya ke klinik untuk dibius, disteril dan diberi tato kebiri untuk menandai – tapi pihak berwenang tidak bisa mengikutinya. (red/suara.com)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.