MEDANHEADLINES.COM, Padang – Memproduksi ulang sebuah lagu yang dikenal dengan sebutan cover, jadi trend tersendiri bagi generasi muda saat ini. Jika yang di-cover adalah lagu daerah, nilai-nilai seni tradisi dan kebudayaan yang terkandung di dalam lagu tersebut harus tetap dijaga, apalagi ketika disajikan dalam genre musik rock yang cadas.
Ikut melestarikan nilai-nilai seni tradisi dan kebudayaan serta untuk semakin mendekatkan generasi muda dengan lagu daerah, S.A.R Band merilis album lagu Rock Minang Volume (Vol) 1 pada Rabu, 24 November 2021 di platform musik digital.
Album Rock Minang Vol. 1 sebelumnya telah diunggah S.A.R Band di kanal YouTube S.A.R Official dalam rilisan singel. Lagu-lagu S.A.R Band tersebut cukup menarik perhatian masyarakat, terutama dari kalangan milenial, mereka menjadikannya sebagai backsound untuk postingan di TikTok, Instagram, Facebook, dan lainnya.
S.A.R Band didirikan pada tahun 2016 oleh tiga anak muda kreatif di Padang, yaitu Ferdi Nanda (Gitaris), Ferry Octa Fernando (Bassis), dan Vivaldi Mariyanto (Drummer). Mereka sengaja belum merekrut vokalis tetap karena ingin mengajak eksis para penyanyi yang sering bergaul di basecamp mereka, studio musik Soni Audeo Record, yaitu Veni Apri Sopati, Yuna Sopran, dan Devi.
Vivaldi Mariyanto, Drummer S.A.R Band saat diwawancarai pada Rabu (24/11/2021) mengatakan, “Kami ingin ikut melestarikan nilai-nilai musik tradisi dan budaya Minang agar tidak memudar, melalui lagu-lagu lawas Minang yang kami rilis ulang dalam kemasan rock.”
Seperti dijelaskan Vivaldi Mariyanto, album lagu Rock Minang Vol. 1 yang dirilis S.A.R Band berisi 7 lagu dendang lawas Minang yang telah berusia lebih dari 50 tahun. Meskipun album tersebut dikemas berkonsep rock, namun nilai-nilai musik tradisi Minang pada lagu-lagu tersebut tetap mereka jaga. Dalam penggarapannya, selain menggunakan alat-alat musik modern, aransemen musik album tersebut juga memakai alat-alat musik tradisional.
“Dengan konsep musik rock yang digabungkan dengan musik tradisi, di situlah membuatnya jadi sesuatu yang menarik,” kata Vivaldi Mariyanto.
Menurut Vivaldi Mariyanto, menggarap lagu tradisi Minang ke dalam genre rock bukan berarti mengubah semua unsur yang ada pada lagu menjadi rock. Terutama pada vokal, cara bernyanyi harus tetap mempertahankan nilai-nilai seni tradisi Minang, rock hanya jadi penyesuaiannya saja. Jika tidak dijaga, bisa merusak nilai-nilai seni tradisi dan budaya.
“Kami tetap menjaga irama, lantunan, dan pantun lagu. Kami tidak mengubahnya. Pada setiap lagu kami juga memainkan alat musik tradisional Minangkabau. Alasannya, agar budaya Minang dan lagu Minang lawas tetap terjaga, walaupun kami aransemen dalam genre rock,” kata Vivaldi Mariyanto.
Vivaldi Mariyanto mengakui, untuk menyesuaikan aransemen musik rock dengan dengan musik tradisional Minang bukanlah perkara mudah, sangat memakan hari dan butuh kesabaran untuk dapat memadukannya ke dalam sebuah lagu.
“Kekuatan pada setiap lagu di album Rock Minang Vol. 1 salah satunya di intro lagunya, karena ada lantunan bansi atau saluang yang dipadukan dengan musik rock,” kata Vivaldi Mariyanto.