MEDANHEADLINES.COM, Medan – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumut untuk terus menambah destinasi wisata di Danau Toba. Selain danau, wisatawan dapat disuguhkan dengan wahana wisata lainnya.
Hal ini dikatakan Musa Rajekshah usai melihat Sinopsis Film Parherek (Kera Sibaganding) di Rumah Dinas Wagub Sumut, Jalan Teuku Daud Nomor 9 Medan, Rabu (9/9). Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Disbudpar Sumut Ria Telaumbanua, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Irman Oemar, Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu Hendra Dermawan Siregar, serta tim dari Rumah Inspirasi.
“Saya minta destinasi-destinasi wisata di Danau Toba terus dikembangkan. Selain danau, kita juga dapat mengunjungi wisata lain di Danau Toba. Seperti melihat tempat kera dan monyet ini contohnya,” ucap Musa Rajekshah.
Mengenai Sinopsis Film Parherek, Musa Rajekshah juga mengapresiasi tim kreatif dari Rumah Inspirasi yang telah membuat film tentang keberadaan kera di Sibaganding. Menurutnya, film ini juga merupakan media promosi untuk memperkenalkan pada masyarakat luas destinasi yang ada di Danau Toba.
“Saya melihat ini merupakan potensi yang kita dapat memberitahukan tentang daerah di Danau Toba. Film ini bagus, ini juga promosi destinasi wisata kita. Tujuan kita, selain danau, sudah ada yang lain, yakni kunjungan wisata melihat kumpulan kera dan monyet yang dapat dipanggil,” katanya.
Musa Rajekshah juga menceritakan pengalamannya ketika mengunjugi Sibaganding beberapa waktu lalu, untuk membuktikan apakah benar Kera Siamang yang berada di daerah tersebut dapat dipanggil untuk datang.
“Saya tertarik dengan tempat ini dan saya mengunjunginya. Awalnya saya sudah putus asa, karena sudah 20 menit saya menunggu namun tak kunjung datang. Penjaga di sana terus meniup terompetnya, akhirnya kera di sana pada berdatangan,” ungkapnya.
Kepala Disbudpar Ria Telaumbanua menerangkan bahwa yang membuat film ini adalah dari Tim Rumah Inspirasi yang dipimpin oleh Oni Kresnawan, yang diketahui sudah beberapa kali menghasilkan film dokumenter yang ikut ajang festival.
“Nah film ini bercerita tentang kisah dari makhluk Tuhan juga, ya sekawanan kera yang memang hidupnya harus diperhatikan juga, karena mereka sekarang sedang dalam kesusahan. Karena kekurangan pangan sehingga mereka melakukan kegiatan mencari makan di jalanan dan ini adalah salah satu kekayaan Sumatera Utara yang ada di kawasan Danau Toba, dari faunanya,” ucap Ria.
Dijelaskannya, kawanan hewan ini yang berjumlah sekitar ratusan ekor, diperkirakan sudah puluhan tahun menetap di daerah tersebut. Film ini juga untuk mengetuk hati masyarakat untuk memiliki rasa perhatian pada komunitas hewan yang hidup di sana untuk tetap dijaga habitatnya.
“Selain mengangkat kawasan Danau Toba, tapi ada satu kisah yang isinya itu nanti mempunyai makna yang luar biasa. Ada dari segi pendidikan, penelitiannya dan juga humanisnya. Ada rasa sosial juga nanti yang timbul dari film ini,” katanya.(red)