Medan  

Terinspirasi Kisah Nyata, Film Ajari Aku Islam Optimis Tembus Dua Juta Penonton

 

MEDANHEADLINES.COM, Medan- Eksekutif Produser Film Ajari Aku Islam (AAI), Jaymes Riyanto optimis film garapan pertamanya akan menembus target yang ditentukan. Untuk di Indonesia sendiri, pria asal Kota Medan ini yakin menembus dua juta penonton.

“Di Kota Medan sendiri kita targetkan tembus 100 ribu penonton. Kita yakin karena melihat animo masyarakat begitu besar sewaktu syuting digelar di Medan,” kata Jaymes saat konferensi pers di Medan, Selasa (8/10) siang.

Jaymes menceritakan, awalnya dia ingin menggarap film bergenre horor yang menceritakan kisah hantu Batak yaitu Begu Ganjang. Tapi setelah tukar pikiran dengan Dedi Mizwar, ia disarankan untuk membuat film genre drama yang berfaedah.

“Dedi Mizwar menasehati, kalau mau buat film horor saingan yang akan dihadapi banyak. Mending kamu bikin film drama yang bisa berfaedah. Terus saya bilang apakah boleh seorang non muslim buat film religi. Pak haji bilang gak masalah, nanti saya bantu,” ujar warga yang tinggal di Helvetia itu.

Sejak saat itu, lanjut Jaymes, dia terus dibantu oleh tim Dedi Mizwar dalam pembuatan film AAI, baik secara dialog dan lainnya. Namun, dalam penulisan jalan ceritanya Jaymes yang membuat. Katanya, jalan ceritanya terinspirasi dari kisah nyata, yaitu pengalaman cinta sang produser.

“Ceritanya mengisahkan tentang pengalaman pribadi saya. Saya pernah suka dengan gadis muslim, tapi ditentang sama orang tua,” ungkap Jaymes.

Di film AAI, Roger Danuarta berperan sebagai Keny Huang, sedangkan Cut Meriska sebagai Vidia Samsudin Lubis. Di ceritanya Keny Huang adalah seorang pemuda Tionghoa asal Medan yang mencintai Vidia Samsudin Lubis seorang gadis Muslim berdarah Batak.

Selain kisah cinta, film bergenre islami ini juga mengangkat Kota Medan secara eksplisit. Karena di dalam film penonton disuguhkan tempat-tempat bersejarah di Medan seperti Masjid Raya, Gedung Lonsum, Lapangan Merdeka Medan dan Titi gantung.

“Tujuan saya selanjutnya ingin mempererat tali persaudaraan. Maksudnya, walaupun kita berbeda-beda agama, suku dan ras, tapi intinya kita tetap satu yaitu Indonesia. Jadi genre film ini cocok ke semua kalangan, agama dan ras,” ungkap Jaymes. (AFD)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.