MEDANHEADLINES.COM, Tapanuli Tengah – Bandar Udara DR FL Tobing Pinangsori, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara memberlakukan status buka tutup untuk penerbangan, Selasa (24/9).
Pemberlakuan ini disebabkan kondisi kabut asap yang terus menyelimuti kawasan Pantai Barat, Sumatera Utara, termasuk di Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.
“Kemarin benar sudah ditutup. Hari ini pemberlakuan status buka tutup tergantung kondisi kabut, apakah berbahaya atau aman untuk mendarat,” kata Humas Bandara FL Tobing, Afdilla Chair Pane kepada medanheadlines.com
Dikatakan Pane, kendati kabut asap masih menyelimuti Sibolga-Tapteng, namun ia mengaku bahwa pihak Bandara FL Tobing tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penutupan Bandara.
Dikatakan Pane, penutupan Bandara itu harus sesuai petunjuk dari pihak AirNav Tower. Karena, kata dia hingga saat ini Bandara FL Tobing belum menerima NOTAM dari lembaga Pelayanan Nafigasi Penerbangan tersebut.
“AirNav Tower ini kan pelayanan nya untuk Nafigasi penerbangan di seluruh Indonesia, jadi kalau belum ada instruksi untuk ditutup, kita akan tetap melakukan penerbangan,” jelasnya.
Dikatakan Pane, akibat kondisi kabut asap tersebut, ada 3 penerbangan yang dijadwalkan mendarat hari ini mengalami Delay. Tiga penerbangan itu yakni, Garuda dari Jakarta dan dua penerbangan Wings Air dari Kualanamu, Deli Serdang.
“Khusus Garuda sudah delay hingga sore nanti, kita masih terus menunggu kabar. Sementara dua penerbangan Wings masih belum dapat kabar,” katanya.
Untuk status kemampuan pesawat yang biasa mendarat di Bandara FL Tobing, Pane menyebut ada 2 jenis pesawat yang memiliki jarak pandang yang berbeda.
“Untuk Bombardir Garuda, jarang pandang nya berkemampuan 4 ribu meter. Sementara Wings Air dan Citilink berjenis ATR sejauh 3 ribu meter” jelasnya.
Dengan status Bandara DR FL Tobing kelas III, Pane mengaku hanya menjalankan tugas pelayanan penerbangan. Keputusan apakah pesawat mendarat atau tidak dalam status jarak pandang terbatas, dikembalikan kepada masing-masing Pilot.
“Bedanya dengan Bandara Internasional seperti Kualanamu dan Silangit, pihak Tower bisa memutuskan apakah pesawat boleh mendarat atau tidak,” ungkapnya.(hen)