Peringatan Hari Buruh, Menaker : Jangan Ditunggangi Kepentingan Politik

MEDANHEADLINES.COM – Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri meminta peringatan Hari Buruh Internasional Atau yang dikenal dengan May Day tidak ditunggangi oleh kepentingan politik , terutama yang berkenaan dengan Pilpres 2019.

“Mudah-mudahan enggak,” kata Hanif

Terkait wacana pencopotan dirinya dari Menteti Tenaga Kerja yang disuarakan Oleh para buruh, Hanif mengatakan tidak memperdulikan hal tersebut.

Ia mengaku hanya ingin fokus bekerja karena telah dipercaya oleh Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Menaker.

“Saya enggak mikir yang kayak begitu-begitu. Pokoknya saya amanah, saya kerja sebaik-baiknya, cuma itu aja. Kalau yang lain-lain saya enggak urus,” ucap Hanif.

Selain itu, Hanif juga mengimbau kepada para buruh agar merayakan May Day dengan penuh suka cita.
” Jika ingin memperjuangkan sesuatu maka diperjuangkan dengan hati yang riang gembira sehingga buruh akan merasa optimis terhadap apa yang diperjuangkan,” Ungkapnya

Tak Hanya itu, Hanif juga menyindir pihak yang merasa paling benar dalam menentukan kegiatan yang mesti buruh dilakukan saat May Day.

Menurut dia setiap buruh berhak untuk merayakan May Day dengan kegiatan apa pun. Dengan kata lain, tidak ada keharusan bagi buruh untuk melakukan unjuk rasa atau demonstrasi.

“Ada yang bilang, ‘May Day kok mancing, May Day ya demo’. Nah, itu monggo, yang mau demo silakan asal tertib, yang mau mancing silakan, mau liburan keluarga silakan,” kata Hanif.

“Jangan menganggap paling benar. Yang penting itu,” lanjutnya.

Perayaan May Day di Indonesia acap dilakukan dengan menggelar aksi unjuk rasa. Pada Jumat (27/4) lalu, Gerakan Buruh untuk Rakyat (Gebrak) mengklaim bakal mengerahkan 150 ribu orang secara nasional di 18 provinsi untuk melakukan aksi unjuk rasa saat May Day.

Gerakan itu disebut diperlukan sebagai kendaraan politik karena eksekutif dan partai-partai tak bisa menyuarakan aspirasi buruh.

Sekretaris Jendral Kelompok Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Daman Panca mengatakan 30 ribu dari 150 ribu buruh itu akan berunjuk rasa di Jakarta.

Aksi di ibu kota rencananya berupa long march dari Bunderan Hotel Indonesia (HI) menuju Istana Negara, yang kemudian dilanjutkan ke kantor Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO). Aksi ini dilakukan sejak pukul 09.00 WIB. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.