MEDANHEADLINES, Medan – Gala primer film “TERPANA” mendapatkan antusias tinggi dari masyarakat Kota Medan, hal ini terlihat dari penuhnya gedung cinema XXI hermes place jalan W,Mongonsidi ,tempat ditayangkan perdana film yang bergenre science romance ini.
dalam penayangan perdana film “TERPANA” ini dihadiri langsung oleh beberapa pemain yang terlibat dalam film antara lain Raline Shah, Fachri Albar dan sutradara film, Richard Oh. Tampak pula walikota medan dzulmi eldin beserta istri Rita maharani serta Ibu Gubernur Sumatera Utara, Evi Diana.
Sebelum pemutarannya, seluruh artis dan sutradara menggelar Meet and Greet kepada masyarakat yang sudah menantikan kehadiran film ini. Raline Shah bercerita tentang pengalamannya bersama pemain lain dan seluruh tim dalam proses produksi film, dimana secara umum film ini berkisah tentang dua insan yang tidak sengaja bertemu kemudian bermain-main dengan probabilitas dalam kehidupan mulai dari tingkatan rendah hingga yang jauh lebih rumit.
Selain itu pemeran Adaline dalam film Terpana ini juga tidak bisa menutupi kebanggaan dan kebahagiaannya yang terlibat langsung sebagai artis film yang mengambil lokasi syuting di tanah kelahirannya Medan, Sumatera Utara.
Film yang disutradarai oleh Richard Oh ini sebagian besar mengambil background syuting di daerah Kota Medan dan Sumatera Utara. “Sekitar 80% proses pengambilan gambar untuk film ini dilakukan di Kota Medan, Berastagi sampai ke Pulau Samosir dengan proses produksi selama 2 tahun,” kata Richard Oh.
Sementara itu usai penayangan film ini, istri walikota medan, Rita Maharani memberikan cendera mata Batik Medan kepada Raline Shah dan Fachri Albar sebagai ungkapan bahagia dan kebanggaan terhadap pemeran utama film tersebut. “Saya bangga sekali, Raline menjadi salah satu bintang film terpana, syuting banyak di Kota Medan dan Sumatera Utara,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa film ini dapat mempromosikan tempat wisata yang ada di Kota Medan dan Sumatera Utara yang bisa dikunjungi oleh seluruh masyarakat Indonesia khususnya dan umumnya di seluruh dunia.
“Dari film ini kita dapat mengambil pesan moral bahwa untuk hidup itu perlu suatu komitmen dalam menghadapi suatu kondisi yang rumit dalam kehidupan, karena setiap orang punya pandangan dan penilaian yang berbeda-beda dalam memaknai hidup,” tambah Rita. (LBS)