MEDANHEADLINES.COM, Medan – Schneider Electric membangun kerja sama strategis dengan Anak Teknik Indonesia, INKINDO DPP Sumatera Utara dan AKLI DPD Sumatera Utara dalam pengembangan kompetensi SDM digital di Hotel JW Marriot, Kota Medan, Selasa (5/3/2024) sore.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari inisiatif Impact Maker Schneider Electric di mana perusahaan mengajak customer, mitra, komunitas dan pemangku kebijakan untuk mengakselerasi aksi iklim, mengubah ambisi menjadi aksi dalam kaitan otomasi, elektrifikasi dan digitalisasi.
Innovation Day Medan ditujukan untuk berbagi trend teknologi terbaru, wawasan dan pengalaman Schneider Electric dalam membantu sektor bisnis di Medan, dalam mentransformasi bisnis dan operasional menjadi lebih cerdas dan sustainable.
Industry Business Vice President Schneider Electric, Martin Setiawan mengatakan bahwa Schneider Electric ingin mengajak para pelaku industri untuk memulai perjalanan yang transformasinya menuju industri hijau.
“Membagikan kunci sukses transformasi yang kami rangkum dalam tiga tahapan penting yaitu Strategize, Digitize dan Decarbonize. Pelaku industri juga dapat berkonsultasi dengan para konsultan kami terkait solusi-solusi inovatif,” kata Martin melalui keterangan tertulis.
“Salah satu inovasi terbaru kami adalah EcoStruxure Automation Expert, sistem otomasi industri pertama yang berbasis software centric automation yang menghilangkan hambatan perbedaan standarisasi sistem dari perangkat – perangkat yang ada, serta Lexium Cobot (robot kolaboratif) yang sangat efisien, fleksibel, mudah diintegrasikan dalam ekosistem yang kompleks dan didesain untuk melakukan pekerjaan kolaboratif bersama manusia,” tambahnya.
Building Business Vice President Schneider Electric, Reza Syarif menyatakan manajemen bangunan harus dikelola dengan menggunakan teknologi cerdas mengingat saat ini mayoritas bangunan yang ada di dunia belum efisien dalam penggunaan energi maupun sumber daya lainnya.
“Bangunan mengonsumsi sekitar 30 persen energi dunia melalui konstruksi dan operasinya, dan menyumbang hampir 40 persen emisi gas rumah kaca global tahunan. Inefisiensi pun umumnya terjadi dalam operasional bangunan di mana lebih dari 30 persen energi terbuang percuma di dalam gedung. Pemanfaatan teknologi digital seperti EcoStruxure Building dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi bangunan, mengoptimalkan kenyamanan dan produktivitas serta meningkatkan nilai bangunan,” katanya.
Menurut Reza, gerbang perdagangan dan industri di wilayah Indonesia bagian barat, Kota Medan merupakan penyumbang perekonomian terbesar di Sumatera Utara, di mana sektor konstruksi dan bangunan, serta industri pengolahan menjadi penopang ekonomi wilayah ini. Kota ini juga terus mengembangkan konsep green dan smart city, Medan menjadi satu dari tiga kota di Indonesia yang masuk dalam indeks Smart City Index (SCI) 2023.
Sebagai salah satu pusat perekonomian utama di Indonesia, Kota Medan memiliki peranan strategis dalam mendukung terwujudnya target Net Zero Emission nasional di 2060. Manajemen bangunan dan kawasan industri membutuhkan pengelolaan yang terintegrasi, efektif, andal, tangguh dan sustainable. Hal ini dapat diwujudkan dengan digitalisasi, elektrifikasi, pemanfaatan teknologi otomasi dan transisi energi bersih.
Menurut Reza, beberapa solusi unggulan Schneider Electric yang ditampilkan pada Innovation Day Medan, yaitu, EcoStruxure Automation Expert, sistem otomasi industri pertama berbasis software centric automation dengan standar IEC61499.
“Solusi ini dapat menghilangkan hambatan yang selama ini acap kali terjadi akibat perbedaan standarisasi sistem dari teknologi yang digunakan, mempermudah integrasi antara OT dan IT, dan memberikan fleksibilitas dalam peningkatan kapasitas yang dibutuhkan. Solusi ini juga dapat membantu pelaku industri memikirkan ulang rekayasa dengan pendekatan berpusat pada perangkat lunak yang memberikan kebebasan yang luas bagi teknisi untuk berinovasi dan berfokus pada penambahan yang bernilai tinggi, memudahkan dilakukannya perubahan dalam merancang dan mengonfigurasi ulang proses sekaligus, memiliki portabilitas dan interoperabilitas yang lebih baik, mendorong efisiensi teknik dan efektivitas operasional hingga 100 persen,” ucap Reza.
Lanjut Reza, Lexium Cobot, dirancang untuk bekerja bersama manusia sebagai bagian dari sistem robotik yang terintegrasi penuh untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta mengurangi waktu henti. Lexium Cobots (Robot Kolaboratif) melakukan tugas-tugas yang monoton, membosankan, berulang, atau menuntut fisik.
“Mereka dapat bekerja di lingkungan yang berbahaya bagi manusia dan dapat dengan mudah diterapkan pada lini produksi yang sudah ada atau yang baru di berbagai industri yang berbeda,” ujarnya.
Cukup dengan fitur remote monitoring, staf TI dapat memantau performa micro data center darimana saja dan kapan saja sehingga memudahkan staf TI dalam melakukan pekerjaan dan meningkatkan produktivitasnya. (Red/Ril)