MEDANHEADLINES.COM, Medan – Badan Karantina Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan melakukan tindakan karantina terhadap 10 ton lobak asal Sumut yang akan diekspor ke Jepang (13/7).
“Tindakan karantina terhadap lobak rebus bernilai Rp190 juta ini berupa pemeriksaan kelengkapan dokumen. Lalu pemeriksaan fisik sesuai persyaratan negara tujuan,” kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Lenny Hartati melalui keterangan tertulisnya, (17/7/2023).
Lenny menjelaskan, pihaknya harus memastikan lobak rebus tersebut bersih atau steril di gudang ataupun saat dikirim. Kemudian petugas mengemas produk dengan vakum dan menyimpannya di tempat bersuhu 20 derajat celcius.
“Kendaraan yang membawa produk harus container refer dengan suhu yang sama untuk menjaga keawetan lobak. Sehingga terhindar dari kontaminasi organisme pengganggu tumbuhan, khususnya bakteri,” ujar Lenny.
Menurut Lenny, negara Jepang sangat menggemari lobak asal Sumut karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu, lobak rebus tersebut rutin diekspor ke Jepang.
Berdasarkan data IQ-Fast Karantina Pertanian Belawan, sejak Januari hingga Juni tahun ini, ekspor lobak asal Sumut ke Jepang telah mencapai 91 ton dengan nilai Rp 1,96 miliar.
Lenny mengatakan, lobak milik PT. WGM tersebut telah menjalani pemeriksaan di gudang PT WGM. PT WGM ini adalah Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT). Badan Karantina Pertanian telah menetapkan IKT memiliki fasilitas, prosedur kerja dan produk hilirisasi yang membantu memperkecil adanya risiko kontaminasi organisme pengganggu tumbuhan.
“Dengan adanya fasilitas perusahaan yang lengkap dan memenuhi standar ekspor sangat membantu kelancaran pelaksanaan tindakan karantina yang berimbas pada percepatan ekspor,” pungkas Lenny. (Red)