MEDANHEADLINES.COM – Kedatangan masyarakat Liang Melas Datas (LMD) , Kabupaten Karo ke Istana Negara bertemu Presiden Jokowi sembari memberikan oleh-oleh 3 ton jeruk hasil perekebunan menjadi sorotan publik dari lokal hingga nasional
Ide cemerlang untuk menggagas aksi yang juga bertujuan menyuarakan kegelisahan atas kondisi jalan yang parah di desa turut menjadi perbincangan.Di media sosial, banyak warganet memuji aksi kreatif tersebut dan menanyakan siapa dalang dibalik aksi yang dinilai briliant tersebut
Perlu diketahui, masyarakat Liang Melas Datas ini tersebar di 6 desa, yakni Desa Sukajulu, Desa Kutambaru, Desa Batu Mamak, Desa Pola Tebu, Desa Kutambelin, Desa Kuta Pengkih.
Ada pun keenam desa itu berada dalam 4 kecamatan, yakni Kecamatan Tiga Binanga, Kecamatan Kuta Buluh, dan Kecamatan Lau Baleng, dan Kecamatan Mardinding.
Andi Sitepu selaku warga Desa Kutambelin menceritakan awal mula digagasnya ide untuk menggelar aksi tersebut.
“Jadi awalnya saya ditelpon oleh Fendra Sembiring selaku warga yang mengutarakan kegelisahan masyarakat dan berencana akan mengirimkan jeruk ke Istana Negara,Jakarta” katanya, Seperti dilansir dari Tribun Medan, Rabu (8/12/2021).

Dikatakannya kala itu warga meminta tanggapan terkait membuat aksi mengirimkan jeruk tersebut sampai ke Jakarta dan dapat menjadi sorotan publik melalui media.
“Atas kegelisahan itu lah saya berpikir langsung untuk undang tim media dari Medan yakni Dedi Sinuhaji dan kawan – kawan untuk datang ke desa,” sebutnya.
Walhasil sekitar seminggu sebelum, perwakilan masyarakat ke Istana Negara pada 3 Desember, Dedi Sinuhaji dkk datang berkunjung dan melakukan diskusi di kantor Kepala Desa Kutambelin.
Saat itu masyarakat menjelaskan ingin mengirimkan jeruk ke Istana Presiden, tapi tidak mengerti bagaimana pengemasannya agar menarik dan menjadi sorotan publik. Ide itu disambut oleh tim media Medan agar aksi masyarakat tersebut dikemas secara unik sehingga menjadi sorotan publik.
“Ide awal masyarakat LMD hanya ingin mengirimkan jeruk ke Istana melalui mobil ekspedisi saja. Tapi, tim Dedi Sinuhaji memberikan kemasan konsep agar proses pengirimannya dikemas secara kreatif dan berbasis budaya etnis Karo. Seperti menggelar acara budaya Karo saat memberangkatkan Jeruk, mobil ekpedisi didampingi perwakilan masyarakat,mempublikasikan secara live melalui media sosial serta membangun komunikasi terhadap kerabat yang ada di Medan, Riau, Palembang,Lampung, Jakarta untuk menyambut dan mengawal tim pengantar Jeruk ke Istana negara,” ungkapnya.
Andi menambahkan, Dedi Sinuhaji kemudian meminta kepada masyarakat agar membentuk kepanitiaan. Mulai dari panitia kecil dari perwakilan setiap desa, hingga panitia besar yang merupakan penggabungan dari setiap warga Desa.
“Setelah panitia terbentuk, hampir setiap malam warga disibukkan melakukan rapat persiapan pemberangkatan Jeruk ke Presiden Jokowi di setiap desa. Dan disepakati aksi pemberian jeruk itu berlangsung dengan dana gotong royong dari masyarakat. Mulai berupa jeruk dan biaya yang dikeluarkan terhadap perwakilan yang berangkat ke Istana Negara, ” tambah Andi.
Setelah itu lah, masyarakat memberangkatkan tim yang akan mendampingi mobil ekspedisi sekitar 6 orang dari Liang Melas Datas sampai ke Jakarta.
Diungkapnya selama di perjalanan menuju Jakarta tim perwakilan masyarakat tidak menemukan kendala. Sebab aksi tersebut juga mendapat dukungan dari masyarakat Karo yang ada di Medan, Lampung, Palembang, Jambi dan lainnya sampai ke Jakarta.
“Jadi perlu ditegaskan aksi ini murni ide dari masyarakat bersama dengan tim jurnalis Medan tanpa ditunggangi elite politik mana pun. Karena saya sendiri juga ada dalam perencanaan aksi ini,” tutupnya.