Disebut Jadi Buzzer Jokowi, Ade Armando: Nggak Masalah


Ade Armando memenuhi panggilan Polda Metro Jaya terkait meme Anies mirip Joker, Rabu (20/11/2019). (Suara.com/Arga)

MEDANHEADLINES.COM – Dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando memenuhi tantangan debat yang diajukan Delpedro Marhaen dari Blok Politik Pelajar (BPP) menyoal kritik BEM UI yang menyebut Jokowi King Of Lip Service. Debat berlangsung pada Senin (28/6/2021) malam kemarin.

Saat itu Delpedro mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Ade Armando, diantaranya meminta pengajar UI itu memilih menjadi buzzer pendukung Jokowi atau seorang akademisi.

“Anda lebih memilih mana gelar akademisi atau sebagai pendukung Jokowi, dalam kurung buzzer?,” tanya Delpedro.

Mendapat pertanyaan itu, Ade Armando mengaku bingung.

“Buzzer atau akademisi? Ya akademisi, buzzer atau pengusaha, nggak tahu kenapa harus milih,” ujarnya

Ade Armando pun bertanya balik kepada Delpedro, memilih sebagai aktivis atau mahasiswa.

“Itu pertanyaan pada Anda Ped, mau jadi mahasiswa atau menjadi aktivis. Kan bisa bilang saya mau jadi aktivis sekalian mahasiswa, mahasiswa atau aktivis atau penjual obat boleh tiga-tiganya,” ujar Ade Armando.

Kemudian Ade Armando pun mengaku tidak masalah disebut buzzer. Hal itu ketika moderator debat menyimpulkan jawaban darinya.

“Nggak ada masalah (disebut buzzer), itu kan hanya kata-kata,” ujar Ade Armando.

Untuk diketahui, Ade Armando menjadi salah satu pihak yang tidak setuju dengan kritikan yang dilontarkan BEM UI terhadap presiden Jokowi.

Lewat akun Twitter miliknya, dia memberikan sindiran.

“Ini karya BEM UI. Saya sih menghargai kebebasan berekspresi. Tapi kalau jadi lembaga yang mewakili mahasiswa UI, ya jangan kelihatan terlalu pandirlah. Dulu masuk UI, nyogok ya?” tulisnya dengan menyertakan potongan gambar kritikan BEM UI terhadap Jokowi.

Dipanggil Rektorat Usai Kritik Jokowi

Sebelumnya, BEM UI memberikan kritikan tajam kepada Presiden Joko Widodo. Dalam kritikan terbuka ini, BEM UI menyebut Presiden Jokowi sebagai “King of Lip Service”. Kritikan ini dibagikan di akun media sosial BEM UI, baik di Twitter maupun Instagram. BEM UI menyoroti berbagai janji Jokowi yang tidak ditepati, dan menyebut sang presiden kerap mengobral janji.

“JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE. Halo, UI dan Indonesia! Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu,” tulis BEM UI di Instagram seperti dikutip oleh Suara.com, Minggu (27/6/2021).

Tak lama berselang, sedikitnya ada 10 mahasiswa pengurus BEM UI dipanggil Rektorat UI termasuk Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra oleh Direktur Kemahasiswaan UI Tito Latif Indra pada Minggu (27/6/2021).

Betul, atas pemuatan meme tersebut di media sosial, UI mengambil sikap tegas dengan segera melakukan pemanggilan terhadap BEM UI pada sore hari Minggu, 27 Juni 2021,” kata Kepala Humas dan KIP UI Amelita Lusia.

Amelita mengklaim pemanggilan ini bukan berarti membungkam kebebasan berpendapat mahasiswa, namun UI menilai tindakan mahasiswa ini telah melanggar aturan.(Red/suara.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.