Mengenal Si “Popay” Dari Danau Toba, Peraih Gelar Juara I One Pride MMA Indonesia

Adi Rominto Manurung ” Popay” bersama ibunya Rosida Sihotang

MEDANHEADLINES.COM,  Balige –  Nama Adi Rominto Manurung kini tengah santer terdengar terutama bagi penggemar olah raga bela diri. Bagaimana tidak, Pemuda Berjulukan ” Popay” itu dinobatkan sebagai penyabet gelar juara I One Pride MMA Indonesia di kelas Flyweight

Prestasi yang diraihnya ini memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Toba, secara khusus keluarga besar Manurung.

Ia juga menceritakan bagaimana ia menjalani proses latihan panjang dan biaya pribadi selama latihan, Namun ia tetap semangat dan pantang menyerah

Popay menceritakan, Setelah menyelesaikan masa belajarnya di SMK Negeri I Balige, ia berteman dengan seorang pemain beladiri wushu yang bernama Sony Rizaldi Napitupulu

Karena Tertarik, Ia kemudian menggeluti beladiri itu dan dalam waktu yang tak terlalu lama ia malah berhasil meraih gelar  juara I Wushu di tingkat Kabupaten.

Kecintaan dalam dunia beladiri ini sudah diyakininya sebagai jalan yang diberikan tuhan untuk meniti karirnya walau sebelumnya ia menggeluti bidang olahraga lain seperti sepakbola dan bola Volley

” Kalau dulu, saat bertanding masih  kurang memperhatikan teknik yang benar, Tapi dengan modal kerja keras dan pantang menyerah, akhirnya mampu meraih juara di tingkat kabupaten maupun di tingkat kejuaraan daerah (kejurda),” Ungkapnya di kediamannya Jalan Bona ni Onan, Kelurahan Pardede Onan, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba pada Senin (21/12/2020).

 

Setelah memenangkan kejurda di tingkat provinsi, ia sudah diminta bermain di tingkat nasional atau kejurnas meskipun masih dijadikan pemain cadangan, namun pengalaman ini menjadi berharga karena ia berkesempatan melakukan sparing dengan para atlit nasional.

Dalam perjalanan waktu, dengan sikap rendah hati dan penuh perjuangan, ia tetap mengingat pesan ibunya Rosida Sihotang (52) agar terus berlatih sehingga berhasil menyabet sejumlah piagam dan medali.

Setelah terus mendalami seni beladiri wushu, ia kemudian berniat bertarung di MMA Indonesia. Ia mendaftarkan diri sebagai pemain MMA sekitar tahun 2017 setelah sebelumnya, Pada tahun 2016, ia sempat digembleng seorang pelatih dari China yang berjasa menguatkan keyakinannya untuk ikut dalam ajang tersebut

Ia juga mengaku, Keberhasilannya ini tak lepas dari doa dari ibunya.Bahkan sebelum  bertanding pada perebutan sabuk flyweight One Pride MMA Indonesia yang diselenggarakan pada Sabtu (19/12/2020) di Jakarta, ia berdoa dan menghubungi ibunya.

“ini semua berkat tangiang ni dainang (artinya: berkat doa ibu)”.

Peran Ibu

Keberhasilan Popay tak lepas dari dukungan sang ibu, Rosida Sihotang. Wanita yang telah menjadi singel parent sejak 11 tahun lalu itu harus banting tulang memenuhi kebutuhan hidup tujuh anak.

“Saya bangga punya ibu yang bisa menjadi ayah dan ibu sekaligus bagi kami. Dia itu adalah perempuan yang sempurna bagi saya. Perjuangannya untuk menghidupi dan menyekolahkan kami patut jadi contoh dan teladan hidup,” Ungkap Sarjana Olah raga Dari UNIMED Ini

Kebanggaannya kepada ibunda tercinta tercermin dari apa yang dilakukannya yakni langsung menemui ibunya di kampung halaman usai pertandingan.

“Begitu selesai pertandingan kemarin, saya langsung berangkat untuk jumpai ibu dan keluarga di kampung halaman ini, Balige. Bagi saya, doa ibu mujarab dan senantiasa menemani saya dalam perjalanan karirku,” sambungnya.

Sementara itu,  Sang ibu, Rosida menjelaskan, Selama pertandingan berlangsung ,Dirinya merasa cemas sekaligus berharap anaknya mendapat juara dalam pertandingan tersebut.

“Ternyata doa seorang penjual pohul-pohul (makanan khas batak toba) didengarkan Tuhan. Anakku, anak Toba ini, anak kita semua bisa mendapat juara dalam pertandingan itu, Mauliatema di Tuhan,” paparnya

Ia juga menuturkan bagaimana keseharian Popay di tengah keluarga, Ia menyebut anaknya itu dikenal sebagai orang yang rendah hati dan penuh perhatian terhadap keluarga.

“Baik memang, dia tetap rendah hati dan terus berikan perhatian pada mamaknya. Saya harus tetap semangat dan anak-anak saya biar dia tetap menjalankan prestasinya dengan baik,” sambungnya.

Rosida juga menjelaskan, Prestasi yang telah diperoleh anaknya juga tidak lepas dari perjuangan ayahnya Dapot Manurung yang telah tiada. Bersama abang-kakak, dia senantiasa mendapat dukungan dan doa agar tetap bisa melangkah ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

“Suami saya seorang penarik becak di Balige ini, saya penjual pohulpouhul. Saya biasanya berkeliling Balige ini sejak pagi hari. Bagaiamanalah agar bisa semua anakku sekolah, kadang berhutang pun saya lakukan. Semuanya untuk anakku,” ujarnya

“Anak-anakku semuanya penurut. Aku bangga dan tetap berdoa agar mereka ini sukses. Hanya itu yang bisa kubuat,” tuturnya. (red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.