MEDANHEADLINES.COM, Medan – Warga Medan dan Belawan mengutuk keras aksi terorisme dengan cara meledakkan diri yang dilakukan RMN (24), di halaman Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) lalu.
Bahkan, Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan tim Densus 88 terlibat baku tembak dengan dua terduga teroris di Kota Datar, Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (16/11/2019).
Dalam baku tembak tembak tersebut, tiga terduga teroris diamankan, dua orang diantaranya ditembak mati karena melawan petugas. Kedua terduga teroris yang tewas adalah perakit bom dari kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
Ketiga orang tersebut yakni A, K, dan P. Ketiganya merupakan pelaku jaringan kasus peledakan yang berupa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. Dua orang yang ditembak mati adalah perakit bom.
Aksi teror yang terjadi di Medan dan pengembangan yang dilakukan di Hamparan Perak mendapat kecaman dari masyarakat. Mereka mengutuk keras aksi terorisme dan mendukung penuh Polri untuk memberantasnya.
Syaiful Hidayat, warga yang bermukim di Jalan Garu VI Kecamatan Medan Amplas mengesalkan kejadian ini. Baginya, selama ini Sumut dan Medan khususnya sudah begitu kondusif.
“Saya sangat mengesalkan kejadian ini. Kenapa lah tiba-tiba ada yang mencoba mengganggu ketenteraman dengan cara meledakkan diri di Mapolrestabes Medan,” ujarnya, Minggu (17/11/2019).
Kemudian, dia mengapresiasi tindakan Densus 88 dan Mapolda Sumut yang sigap melakukan pengembangan terduga teroris di kawasan Hamparan Perak. Menurutnya, itu adalah langkah konkrit untuk memberikan rasa aman keapda seluruh warga Indonesia, khususnya Sumatea Utara.
“Secara pribadi, saya berharap jenazah para terduga teroris tidak dimakamkan di sini. Bagi saya, tak ada tempat bagi orang yang sudah memberikan rasa teror kepada masyarakat luas,” ungkapnya.
Sama halnya dengan Syaiful, tanggapan serupa muncul dari warga Belawan Rahmat Hidayat (41). Ketenteraman dan kondusifitas yang sudah melekat di Sumut dan daerah bagian, menjadi tercoreng dengan adanya aksi ini.
“Semoga jenazah para terduga teroris tidak dimakamkan di sini. Kami menolak dan mengutuk keras aksi tersebut,” kata Rahmat.
Kini, dia bersama warga lainnya mendukung Polri memberantas sel-sel jaringan teroris, agar masyarakat tak resah dan jangan sampai menjadi korban.
“Kita dukung penuh petugas untuk mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya. Apapun ceritanya, kami menolak jenazah terduga teroris yang tewas dimakamkan di sini,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui, dua terduga teroris yang ditembak di Sumatera Utara pada Sabtu (16/11/2019), merupakan perakit bom bunuh diri.
Jenazah 2 tersangka yang tewas sekarang berada di RS Bhayangkara Medan. Mereka ditembak tim Densus 88 bersama dengan Polda Sumut di Kota Datar, Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang. Sementara itu, satu terduga lainnya diamankan di Mako Brimob untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam baku tembak antara aparat keamanan dengan para terduga teroris tersebut, seorang petugas kepolisian terluka dan telah dirawat di Puskesmas Kota Datar.
Adapun perburuan terhadap anggota kelompok teroris masih dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Densus 88 Anti-Teror, Polda Sumut, Polrestabes Medan dan Polres Pelabuhan Belawan. Beberapa tersangka sudah dilakukan penangkapan dan akan terus dilakukan pengejaran.
Hingga kini, polisi telah mengamankan sekitar 14 orang terkait bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan pada awal pekan ini.
Seperti diketahui, ledakan terjadi di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11) sekitar pukul 08.45 WIB. Pelaku diketahui berinisial RMN (24 tahun) dan ledakan mengakibatkan enam orang terluka. (*/raj)