MEDANHEADLINES.COM, Medan – Jemaah Tarekat Syattariyah di Kota Medan menentukan bulan Ramadan jatuh pada Selasa (6/5). Penetapan 1 Ramadan 1440 H setelah para penganut aliran tarekat yang dikembangkan oleh Abdullah Asy-Syattar itu melihat hilal atau bulan.
Pemantauan hilal baru dilakukan, Senin (6/5). Penentuan ini sama dengan Tarekat Syattariyah di Sumatera Barat.
Para pengikut di Kota Medan, melakukan pemantauan hilal di Masjid Raya Burhanuddin, Kota Medan. Pemantauan hilal dilakukan tanpa alat bantu. Seperti yang dilakukan di Kantro Gubernur atau pun Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada Minggu (4/5) lalu.
Begitu hilal terlihat, jemaah langsung menentukan 1 Ramadan jatuh pada Selasa (6/5). Salat tarawih pun akan dilakukan perdana pada malam ini.
Ulama Tarekat Syattariyah Kota Medan Tuanku Basa Suwardi Jambak menjelaskan, metode yang mereka gunakan dalam menentukan 1 Ramadan sudah turun temurun dilakukan. Metode ini diturunkan langsung oleh Guru Besar Tarekat Syattariyah Syekh Burhanuddin Ulakan dari Sumbar.
“Jadi keputusan kami tarekat syattariyah yang berada di Masjid Syekh Burhanuddin ini yaitu summu rukyat,” ujarnya.
Tarekat Syattariyah pertama kali muncul di India pada abad ke-15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang memopulerkan dan berjasa mengembangkannya Abdullah asy-Syattar.
Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut Bistamiyah.
Selain di Kota Medan, Jemaah Tarekat Syattariyah tersebar di sejumlah daerah di Kabupaten Padang Pariaman dan berbagai daerah di Sumbar. Selain itu, di beberapa provinsi lainnya seperti Riau, Jambi, dan Bengkulu.(Red)