Sumut  

Ciptakan Kanvas Rem Dari Kemiri, Dua Mahasiswa USU Raih 3 Emas di Rusia

MEDANHEADLINES.COM, Medan – Dua mahasiswa asal Universitas Sumatera Utara (USU) berhasil menyabet 3 medali emas dalam ajang 22nd Moscow International Salon of Inventions and Innovative Tecnologies Archimedes yang digelar di Moscow, Rusia mulai 26-29 Maret 2019.

Mengangkat inovasi material maju berbentuk kanvas rem berbahan kemiri, Wahid Nurhayat dan Winelda Mahfud Zaidan Haris dari Tim Schneider USU berhasil mengalahkan peserta lain dari lebih 50 negara didunia.

“Dari 5 tim yang menjadi delegasi Indonesia, Alhamdulillah kami Tim Schneider USU mendapatkan 3 medali emas,”ujar salah satu dari keduanya, Wahid Nurhayat saat dihubungi Tempo pada Senin, 1 April 2019.

Wahid menceritakan jika awal keikutsertaan Tim Schneider berawal dari sebuah inovasi yang diselenggarakan oleh Astra Startup Challenge. Melalui kompetisi tersebut, mereka mendapatkan rekomendasi untuk mengikuti perlombaan Archimedes 2019. Selanjutnya, mereka mengirimkan proposal inovasinya kepada panitia di Rusia.

Hingga akhirnya timnya berhasil menjadi salah satu finalis yang diundang untuk mempromosikan inovasinya didepan dewan juri dan peserta serta pemerintahan dari seluruh dunia yang ikut berpartisipasi.

Saat di Rusia tersebut, mereka mempresentasikan kanvas rem organik berbahan baku kemiri. Latarbelakang dipilihnya inovasi tersebut karena melihat bahan baku pembuatan kanvas rem konvesional, yaitu asbestos, ternyata berbahaya bagi kesehatan. Bahkan menurut penelitian, asbestos dapat menyebabkan kanker paru-paru kepada manusia dan sudah dilarang di Rusia serta beberapa negara lain didunia.

Inovasi tersebutlah yang akhirnya mengantarkan Wahid dan Winelda meraih 3 emas di Rusia.
“Alhamdulillah kami mendapatkan predikat inovasi terbaik dibidang material baru khususnya dibidang transportasi. Mungkin karena untuk kanvas rem ini, belum banyak penelitian baik didunia atau indonesia,” lanjut Wahid yang saat dihubungi sedang berada di Kuala Lumpur untuk transit dalam perjalanan pulang dari Rusia menuju Indonesia.

Mahasiswa yang sedang menempuh Pendidikan Master di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut menjelaskan ketiga emas diberikan oleh Pemerintahan Saudi Arabia, Thailand dan Rusia. Bahkan terhadap inovasi yang sama, medali emas yang diraih Tim Schneider ditambah dengan Special Award yang langsung diberikan dari Pemerintahan Rusia sebagai tuan rumah.

Sementara rekan Wahid dalam kompetisi tersebut, Winelda Mahfud Zaidan Haris mengatakan setelah kembali ke Indonesia, dirinya dan Tim Schneider akan mematangkan kembali inovasi yang mereka ciptakan tersebut.
“Selanjutnya, kami ada beberapa kompetisi lagi yang akan diikuti. Seperti kompetisi International Business Model Canvas (IBMC) di Boston, Amerika Serikat. Lalu kami juga masih dalam tahap seleksi kompetisi yang diselenggarakan Astra 2019 ini,” tambah Winelda yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedookteran Gigi angkatan 2015.

Selain itu, Winelda menyampaikan bahwa timnya juga sedang menerima hibah untuk penelitian terkait Calon Perusahaan Pemula Berbasis Tekhnologi (CPPBT). Berbagai ajang yang sedang dilaksanakan guna mencari investor yang dapat membantu untuk mengkomersilkan inovasi mereka.

Sehingga inovasi kanvas rem organik tersebut dapat bermanfaat kepada masyarakat
“Terimakasih kepada dukungan semua pihak terkhusus Pak Runtung sebagai Rektor USU dan segenap civitas akademika lainnya. Kami berharap jika ada investor yang dapat membantu, inovasi ini dapat bermanfaat kepada masyarakat,” harap Winelda.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.