MEDANHEADLINES.COM, Deliserdang – Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya mendukung penerapan Undang-undang Desa, perlu melibatkan semua unsur kelompok masyarakat desa. Salah satunya adalah pemuda dan pemudi desa. Hal tersebut diungkapkan oleh Calon Legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Sumatera Utara daerah pemilihan (Dapil) Sumut 3 se-Kabupaten Deliserdang dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) nomor urut 5, Waliyono,S.Sos Rabu (13 Maret 2019) kemarin dikediamannya.
“Lahirnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi dasar bahwa kini desa adalah subjek pembangunan, Sehingga pemuda dan pemudi desa harus berperan aktif dalam mendorong pemberdayaan dirinya,” ungkap pria yang juga aktif di Dewan Kesenian Sumatera Utara.
Ia juga mengungkapkan bahwa pemuda menyimpan potensi besar untuk memimpin pembangunan di Desa. Sebab mereka dapat menjadi kunci keberlanjutan pembangunan desa dengan cara pemikiran-pemikiran zaman now.
“Aktivitas pemuda saat ini, sangat dekat dengan kecepatan informasi dan perkembangan teknologi. Hal tersebut diyakini menjadi modal besar bagi para pemuda untuk tidak lagi cuek terhadap pembangunan di desanya,” Tambah Waliyono.
Bahkan Waliyono juga mengungkapkan bahwa dalam pembangunan sebuah desa tidak gampang, maka pemuda harus mampu menciptakan inovasi yang tepat. Agar semangat perubahan dalam pembangunan desa tidak berbenturan dengan budaya dan adat istiadat desa.
Sebagai pegiat desa, pemuda harus mampu membangun sinergi, bekerjasama para kaum tua desa atau para sesepuh desa dalam membangun komitmen dan konsisten dalam menciptakan inovasinya.
“Kepercayaan diri dari masyarakat desa pun harus terus ditingkatkan. Jangan malu jadi orang desa, karena tanpa desa, masyarakat kota tidak bisa apa-apa. Mari kita sedikit merenungi penggalan lagu Ibu pertiwi. sebab hutan,gunung,sawah,lautan adalah simpanan kekayaan… “Pertanyaannya sekarang adalah, dimanakah simpanan kekayaan itu? Ya di Desa,” jelasnya lagi, yang saat ini aktif di beberapa organisasi.
Oleh sebab itu, Waliyono juga menambahkan jangan minder jadi orang desa, maka jadilah pemuda zaman now atau kaum melenial dengan bersungguh-sungguh menuntut ilmu untuk membangun desa. Sebab tanpa adanya memperdalam ilmu pengetahuan maka pemuda itu tidak ada artinya.
“Jika seorang bersekolah maka hendaklah bersungguh-sungguh dan mengerti apa tujuan utama ia bersekolah,yaitu melakukan perbaikan diri. Hasil yang ia capai hendaknya tidak hanya semata-mata digunakan untuk mencari harta, tapi juga untuk pengabdian. Ia tularkan ilmu yang telah didapatkannya kepada masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa sesuai dengan kapasitas dan daya tangkap masyarakatnya,” tutup Waliyono yang sekarang ingin memajukan desa. (raj)