Sumut  

Berantas Penyakit Rabies, Dinas Kesehatan Tapteng Gelar Sosialisasi Ke Kader Puskesmas

Sosialisasi Dinas Kesehatan Tapteng

MEDANHEADLINES.COM, Tapteng – Rabies merupakan jenis penyakit yang menular berbahaya dan mematikan. Untuk itu Dinas kesehatan, baik kota maupun kabupaten perlu memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit tersebut.

Dalam hal ini, untuk memberikan pemahaman tentang bahaya rabies, Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah mengadakan pertemuan pemberantasan rabies yang bersumber dari binatang.

Pertemuan yang diselenggarakan di Aula Kantor Dinkes ini diikuti sejumlah kader puskesmas se-Kabupaten Tapteng, Kamis (27/09/2018).

Kadis Kesehatan Tapteng, Nursyam melalui Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Ewiya Laili mengatakan, selain memberikan pemahaman tentang penyakit rabies, kegiatan tersebut juga bertujuan demi tercapainya Eliminasi Rabies tahun 2020.

“Penyakit rabies ini merupakan penyakit menular yang menyerang susunan saraf manusia yang disebabkan oleh virus rabies melalui saluran saliva hewan pembawa rabies dan terkena luka terbuka,”terangnya

Diakuinya, untuk bulan Januari-Agustus pihaknya sudah menerima laporan bahwa ada sebanyak 123 orang yang terkena kasus rabies, baik secara gigitan maupun cakaran hewan pembawa rabies.

Lanjutnya, sejauh ini, masih kata Ewiya masyarakat kebanyakan hanya mengetahui bahwa virus rabies hanya tertular dari anjing saja. Namun, hewan lain seperti kucing, tikus, kera, serigala, kelelawar pun bisa membawa dan menularkan virus rabies.

“Orang yang terkena penyakit rabies ini akan menimbulkan efek seperti sakit kepala, demam, nyeri, timbul rasa panas, berteriak-teriak, berliur berlebihan dan yang paling parah menyebabkan kelumpuhan di kaki dan otot pernafasan hingga menyebabkan kematian,”jelasnya.

Dia menambahkan, bagi orang-orang yang terkena gigitan hewan pembawa rabies, sebelum di bawa ke Puskesmas,  hal yang pertama dilakukan adalah mencuci luka dengan air bersih dan sabun colek.

“Virus rabies itu bersifat lengket pada luka sehingga bisa hilang dengan sabun colek yang mengandung lemak di dalamnya,”terangnya.

Untuk penyediaan VAR (Vaksinasi Anti Rabies) di Tapanuli Tengah pihaknya telah mengajukan penambahan VAR ke Pusat. Karena menurutnya, untuk saat ini penyediaan VAR untuk didistribusikan ke puskesmas kecamatan belum mencukupi.

“Sejauh ini untuk pelayanannya masih dilayani di kantor Dinkes. Dan untuk kelanjutannya baru diserahkan ke puskesmas,”jelasnya. (hen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.