Pemilik stasiun Radio Kardopa, Tiorida Simanjuntak didampingi anaknya Wiski saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantornya Jalan Iskandar Muda Nomor 117 Medan. (Handout)
MEDANHEADLINES.COM, Medan – Pemilik stasiun Radio Kardopa, Tiorida Simanjuntak meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution mencopot Kasat Pol PP Kota Medan M Sofyan. Sebab, ia merasa M Sofyan dan puluhan anggotanya telah melakukan tindakan melanggar hukum di rumahnya Jalan Iskandar Muda Nomor 117 Medan.
Tiorida menceritakan, kejadian yang sampai sekarang membuat ia trauma terjadi pada Minggu (14/3). Saat itu, sekitar pukul 12.50 WIB ia yang sedang beristirahat di ruang depan terkejut tiba-tiba melihat puluhan Sat Pol PP masuk ke rumahnya. Kemudian ia ditemani anaknya Wiski mencoba bertanya mengapa tim gabungan itu sampai masuk.
“Waktu itu mereka (Sat Pol PP) sampai merusak pintu dan jendela. Bahkan ada yang masuk melalui jendela. Anak saya sempat mengatakan bagaimana kalau tadi terjadi hal yang tidak diinginkan kepada saya. Namun mereka lari ke luar tanpa memberikan jawaban,” kata Tiorida didampingi anaknya Wiski ketika menggelar konferensi pers di rumahnya yang juga kantor Radio Kardopa Group dan Mojo Sip & Dine, Jumat (19/3) sore.
Begitu menyusul, sambung Tiorida, ia baru melihat di depan kediamannya sudah ada sekitar 10 unit mobil parkir. Sedangkan personel yang hadir mulai dari Kasat Pol PP M Sofyan sampai bawahannya. Waktu itu Tiorida sempat bertanya bagaimana perasaan personel sampai tega mengepung rumahnya.
“Terkait orang itu (tamu di Mojo Sip & Dine), saya bukan mengurung mereka. Tapi mereka takut keluar karena diancam untuk dimasukkan ke kantor polisi. Ya siapa sih, orang baik-baik mau ke kantor polisi. Karena itu dengan ramai-ramai Sat Pol PP masuk ke rumah saya, baik dari depan, belakang dan sampai merusak pintu,” ucapnya.
“Itukan sudah gak bermoral dan beretika. Memang seperti itu peraturan perundang-undangan di Kota Medan ini? Itu yang saya tidak bisa menerimanya. Mau dibawa ke manapun itu sudah menyalahi aturan,” tambahnya.
Masalah aktivitas di Mojo Sip & Dine tidak ada hubungannya dengan dirinya, apalagi letaknya terpisah. Restorannya ada di lantai dua, tapi kenapa masuk ke dalam rumah.
“Restoran saat itu sudah tutup dan kondisi pagar telah dikunci. Itupun dipaksa buka oleh mereka (Sat Pol PP) dengan mengeluarkan kata-kata ancaman bakar…bakar. Kan itu tidak pantas. Kalau dibiarkan seperti ini, mau jadi apa Kota Medan,” ujar perempuan berumur 65 tahun itu.
Menurut Tiorida, jika ada urusan kepada pemilik Mojo Sip & Dine, bisa dilakukan dengan cara-cara lebih bijak. Semisal dengan melakukan pemanggilan, manajeman pasti kooperatif dan tidak akan melarikan diri karena mereka bukan penjahat. Apalagi Radio Kardopa ini adalah media yang selalu bekerja sama dengan pemerintah melakukan penyuluhan-penyuluhan.
“Itu free loh kita kasih, bukan dibayar. Kita lakukan dengan kerelaan sendiri karena mau berbuat supaya Medan lebih baik lagi,” katanya.
Atas kejadian yang menimpa dirinya dan keluarga, Tiorida meminta kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk tidak lagi memakai Sat Pol PP seperti itu karena telah merusak citra Kota Medan, sangat keterlaluan, arogan dan menggunakan gaya preman.
Apa seperti itu mendidik orang-orang yang benar, ini bukan pusat pasar, berani gak mereka ke pasar-pasar? Di sana gudangnya orang-orang yang tidak menggunakan 3M. Mereka (Mojo Sip & Dine) selalu menerapkan 3M. Harusnya tinggal dipanggil, itu hak Sat Pol PP. Bukannya memasuki rumah orang.
“Jadi permintaan saya kepada Pak wali kota apalagi yang baru dilantik, ya dicopot ini orang (Kasat Pol PP) seperti itu. Karena kok memakai gaya preman. Kita tinggal di tempat yang elit, kependidikan tidak manusiawi seperti itu sama tamu mana bisa dipakai. Lupa? toh uang rakyat juga yang menggaji mereka di situ,” pungkasnya. (Afd/Rha)