MEDANHEADLINES – Setelah berada di Kantor Imigrasi Sibolga selama beberapa hari, 33 Warga negara Srilanka illegal yang ditemukan terdampar di Perairan Nias Utara dipindahkan dari ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan, Medan
Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara (Kemenkuham Sumut), Josua Ginting mengatakan 33 imigran kegelap pencari suaka itu, diberangkatkan dari Sibolga menuju Belawan, Medan dengan menumpang bus dengan pengawalan ketat dari TNI/Polri dan petugas Imigrasi Kemenkuham Sumut.
“Jadi, 33 WN Srilanka itu, tiba di Rudemin Belawan, Minggu (13/8) kemarin. Tiba di Belawan pagi sekitar pukul 05.30 WIB,nantinya akan diberangkatkan ke tujuan mereka yaitu Australia” ungkap Josua Ginting
Josua juga mengatakan seluruh Imigran gelap itu, dalam keadaan sehat dan sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pendataan kembali.
“Sudah kita lakukan pengecekan kesehatan kembali kepada meraka,” kata Josua.
Disebutkannya, pihak Divisi Imigrasi Kemenkuham Sumut, akan melakukan kordinasi kembali International Organization for Migration (IOM) apa dilakukan deportase atau dilakukan pemberangkatan ke negara tujuan para imigran pencari suaka itu, ke Australia.
“Itu terus kita lakukan kordinasi dengan IOM, biar ada kejalasan mereka. Untuk saat ini, kita tampung dulu di Belawan,” tandasnya.
Sebelumny, Nelayan tradisional menemukan 33 orang imigran gelap asal Srilanka yang terombang-ambing di Perairan Tureloto, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, Rabu 9 Agustus 2017.
Imigran gelap itu, terdiri 32 orang laki-laki dan seorang wanita. Kemudian melakukan evakuasi Warga negara asing itu, ke pesir pantai dilakukan TNI/Polri dibantu oleh nelayan setempat.
33 orang imigran itu, melakukan pelayaran dengan kapal motor tradisional menuju Australia untuk mencari suaka. Para imigran itu, pergi dari negara asalnya karena tengah terjadi perang saudara antara suku Tamil dan suku Singelis
Sementara itu, pelayaran dilakukan, 3 Juli 2017, lalu dari Srilanka menuju Australia namun Pada tanggal 6 Agustus 2017 lalu, tiba-tiba mesin kapal yang mereka tumpangi rusak. Mereka sempat terobang abing dilautan kawasan Kabupaten Nias Selatan beberapa hari. Sebelum ditemukan nelayan setempat.(red)












