Ragam  

Kemenpar & Kemendes Akan Jalin Kerjasama Untuk Bangun Desa Wisata

Jakarta (MedanHeadlines.com)
Desa wisata diharap bisa semakin menarik banyak turis untuk liburan di Indonesia. Kemenpar pun menggaet Kemendes PDTT untuk membangun banyak Desa Wisata.
Di sela puncak Sail Karimata, Sabtu (15/10) di Pelataran Pantai Pulau Datok, Desa Sutera, Kalbar, tercetus gagasan dari Presiden Joko Widodo untuk membuat Program Desa Wisata. Menteri Pariwisata Arief Yahya pun segera berkoordinasi dengan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo untuk menindak lanjuti ide tersebut.
“Kita akan segera menentukan quick win, destinasi mana saja yang paling siap untuk diformat menjadi Desa Wisata,” ujar Menpar Arief dalam rilis Kemenpar kepada detikTravel, Senin (17/10/2016).
Pemilihan lokasinya Desa Wisata dilihat dari indikator 3A, yaitu atraksi, amenitas dan akses. Pilihan pertama adalah lokasi 3 Greater yang merupakan Bali, Jakarta dan Kepri. Ketiga kawasan ini memang mewakili 90% wisman masuk ke Tanah Air.
Kemudian pilihan berikutnya adalah desa-desa yang berada di 10 Bali Baru, atau 10 Top Destination. Dari Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika Lombok, Labuan Bajo, Wakatobi dan Morotai.
“Di mana saja, desa yang bisa cepat di-setting menjadi Desa Wisata,” kata Arief.
Selain dua prioritas di atas, pilihan juga jatuh pada 10 Top Destinasi Teraktif, seperti Sumatera Barat, NTB, Aceh, Banyuwangi, Sulawesi Utara dan lainnya. Kriterianya, selain 3A juga dilihat berdasarkan komitmen pemimpin di sana.
“Bagaimana pimpinan daerahnya, dari gubernur, bupati dan walikota, pilih yang serius dan konkret dalam membangun daerah dengan pendekatan pariwisata,” jelasnya.
Program Desa Wisata kata Arief juga bisa beriringan dengan rencana membangun 100.000 homestay yang bakal dimulai 2017 nanti. Desain arsitektur rumah nusantara di homestay juga semakin relevan untuk segera diimplementasi. Nanti, 28 Oktober 2016, pemenang lomba desain artekturnya akan selesai, dan langsung bisa digunakan untuk homestay.
Nanti jika persiapan Desa Wisata sudah selesai, akan langsung dipromosikan, lalu selling platform-nya juga dimasukkan dalam DMP atau Digital Market Place. Maka Desa Wisata itu bisa berfungsi ganda.
Bisa sebagai amenitas dengan homestay, akomodasi di rumah penduduk yang sudah sadar wisata. Juga bisa sebagai atraksi, karena berada dalam atmosfer kehidupan masyarakat desa yang nyaman, kaya dengan sentuhan budaya dan nuansa kekeluargaan yang belum tentu bisa ditemukan di negara lain.(dc/mh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.