Skyla Berpenghasilan Rp35 Juta Sebulan dari Game

Skyla, salah satu juri di First Warriors, ajang pencarian bakat atlet eSports pertama di Indonesia yang digelar di Medan, Senin (16/9). Rha

MEDANHEADLINES.COM, Medan – Muhammad Redondo Rengguna Leo Nasution (25), warga Komplek Kelapa Gading, Jakarta menjadi juri First Warriors, ajang pencarian bakat atlet eSports pertama di Indonesia yang digelar di Medan, Senin (16/9). Dia ingin membantah tudingan miring bahwa bermain game tidak selalu buang-buang waktu dan merugikan.

“Kalo diambil sisi positifnya, kalo kita bener-bener main game pada waktunya, edukasi tidak ditinggalkan, semuanya bakal baik-baik aja…” kata pemilik nama panggung Skyla ini.

Dia lalu cerita, sudah mulai mengenal dunia permainan sejak balita. Game pertama yang dimainkannya adalah Contra di Nintendo. Beruntung dia memiliki orangtua yang selalu mendukung hobi anak-anaknya asal taat aturan. Menurutnya, peran orangtua sangat penting dalam mendidik anaknya supaya tetap di jalan yang benar, apalagi jika ingin terjun ke dunia yang masih dipandang sebelah mata.

“Kalau orangtuanya salah sedikit aja, bisa jadi pisau mata dua…” ucapnya.

Menginjak usia 25 tahun, pria yang mengaku sudah punya pacar ini tetap menyisihkan dua jam dalam sehari untuk bermain game Free Fire. Delapan jam kerja di kantor, dua jam buat main game sebelum tidur sambil menunggu kantuk. Sebagai pelatih di salah satu eSport (olahraga elektronik), dirinya harus mengetahui game play-game play apa yang lagi trend. Ditanya soal penghasilannya, dia bilang, semenjak dikontrak First Warrior penghasilannya jadi Rp35 juta perbulan.

“”Dapat Rp35 juta, biasanya Rp20 juta sebulan, semua dari game…” katanya sambil tertawa.

Bahkan, lanjut Skyla, bidang industri game diprediksi akan terus naik pada 10 tahun mendatang. Saat ini, mencari pekerjaan di bidang game gampang karena setiap eSport sudah memiliki kantor yang minimal membutuhkan 60 orang pekerja.

“Artinya, mencari pekerjaan di dunia game itu sudah bisa banget, sudah pasti banget. Kayak saya, saya bekerja di eSport Ararki. Di lain sisi juga influencer, saya caster, coach juga. Saya bener-bener all in one-lah, semuanya saya kerjain,” senyumnya mengembang.

Soal kompetensi First Warriors di Medan, dia bilang, peminatnya membludak.

Crowd-nya rame banget, antusiasnya tinggi banget… Kayaknya orang-orang di sini udah pada tau First Warrior itu apa, mereka datang ke sini sangat kompetitif banget. Bersyukur ada First Warrior, membantu orang-orang yang gak pernah ikut turnamen, sekarang bisa ikutan…” pungkasnya.

First Warriors adalah audisi pencarian bakat atlet eSports pertama di Indonesia yang dilakukan penyedia tv cable dan fixed broadband cable internet First Media di enam kota besar, yaitu Jakarta, Medan, Batam, Surabaya, Semarang, dan Bandung. Selain menghadirkan produk untuk para pencinta games seperti paket Game Xpert, First Warriors hadir untuk semakin melengkapi inisiatif First Media mendukung pemerintah memajukan dunia eSports.

Deputy Chief Executive Officer (CEO) PT Link Net Tbk, Victor Indajang mengatakan, mobile gaming sedang mendominasi dunia dan Free Fire merupakan mobile game popular saat ini. Itulah sebab mereka bermitra dengan Yamisok, Garena Indonesia, dan Indonesia eSports Association (IESPA), untuk membawa eSport Free Fire di season pertama kali ini.

“Kami harap ajang ini akan melahirkan talenta-talenta muda berbakat yang akan meramaikan dunia eSports Indonesia,” ucap Victor.

Untuk mendukung First Warriors, First Media menghadirkan paket Pop Game Xpert. Paket ini terdiri dari High Speed Unlimited Broadband Internet, High End Game Router, dan Best Quality Channels yang di-bundling dengan beragam merchandise menarik lainnya seperti smartphone, smartwatch, dan game voucher dengan harga paket mulai dari Rp 289.500 belum termasuk PPN.

Tak hanya itu, juga diluncurkan in-house channel khusus eSports di layanan tv cable yaitu First Warriors di channel #999 yang mulai tayang pada Oktober 2019. Channel ini akan menghadirkan lebih dari 1.000 jam konten gaming dan eSports. First Media ingin selalu menjadi yang pertama dan pengambil momen yang tepat untuk melayani masyarakat Indonesia dengan lebih baik.

“Dalam kesempatan ini, kami mengajak banyak pihak untuk #PlayforGreatness bagi kesuksesan eSports Indonesia,” tuturnya.

Andi Tanadi, Branch Head wilayah Medan PT Link Net Tbk menambahkan, First Warriors yang digelar terdiri dari kompetisi offline dan online. Untuk offline dimulai dari Kota Medan pada 15 September 2019 kemarin. Lanjut ke Surabaya di Galaxy Mall pada 22 September 2019, Bandung di Istana Plaza pada 29 September 2019, dan Jakarta pada 6 Oktober 2019 di Lippo Mall Puri.

Khusus untuk Medan, sebagai bentuk dukungan perkembangan eSports, pekan lalu bersama komunitas Free Fire mengadakan community gathering yang dihadiri para content creator, selebgram dan Youtuber. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan komitmen First Media mendukung perkembangan eSports di Kota Medan melalui ajang First Warriors.

“Semoga yang terbaiklah yang menang. Kami harap wakil dari Kota Medan dan Sumatera Utara mampu bertarung dengan baik di grand final dan terpilih menjadi bagian dari tim First Raiders,” kata Andi.

Registrasi peserta dimulai sejak peluncuran pada 22 Agustus 2019 melalui www.firstwarriors.id. Targetnya diikuti 15.000-an peserta dengan 100 lebih pertandingan. Sebanyak 48 finalis dari setiap kota akan dikarantina untuk menjadi tim profesional yang akan bertanding di grand final di Jakarta. Total hadiah yang disediakan senilai Rp1,3 miliar dan satu unit mobil Renault untuk Most Valuable Player (MVP), termasuk dikontrak eksklusif sebagai official
First Raiders.

Sekedar pemberitahuan, Newzoo’s 2019 Global Games Market Report menyatakan, industri eSports akan terus bertumbuh dan mobile gaming (smartphone dan tablet) akan kembali menjadi segmen paling besar pada 2019 dengan pendapatan mencapai $68,5 miliar atau 45 persen dari pasar global games. Sebanyak 80 persen atau $54,9 miliar berasal dari smartphone games. Pada 2022, Newzoo memprediksi mobile gaming akan menghasilkan
revenue sebesar $95,4 miliar.

Sementara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terus berupaya mengembangkan subsektor ekonomi kreatif, khususnya aplikasi dan game developer. Talenta para kreator aplikasi dan game ditumbuhkan melalui program Bekraf Developer Day (BDD). Ini adalah program unggulan Bekraf yang menghadirkan pakar dan pelaku industri kreatif digital yang mampu menginspirasi peserta dalam mengembangkan aplikasi dan game. (Rha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.