Pengungsi Afghanistan Minta Pembantaian Suku Hazara Dihentikan

Unjuk Rasa Pengungsi Afganistan
Unjuk Rasa Pengungsi Afganistan

MEDANHEADINES.COM, Medan – Para pengungsi asal Afghanistan menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Listrik, Kota Medan, Senin (19/11), menyuarakan sejumlah tuntutan yang terkait dengan pembantaian suku Hazara dan perizinan suaka ke negara ketiga.

Sekitar pukul 11.00 WIB, para demonstran yang terdiri dari pria dewasa, ibu-ibu, remaja sampai anak-anak berkumpul di seberang Gedung Lippo Plaza, Medan.

Pada lantai atas gedung tersebut menjadi tempat kantor perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Lembaga ini merupakan komisi tinggi PBB yang menangani pengungsi.

Mereka membentangkan spanduk dan poster berisi tulisan-tulisan tuntutan mereka serta foto-foto yang mereka sebut sebagai tindakan pembantaian terhadap suku Hazara.

“Kami berkumpul di sini semua satu suku, Suku Hazara. Kami semua asal dari Afghanistan. Kami berkumpul di sini untuk sampaikan suara kami ke komunitas internasional. Kami sekitar 200 orang di sini, satu suku,” papar Muhammad Zuma, Juru Bicara Aksi, di sela-sela demo.

Dia katakan bahwa mereka menginginkan agar suara mereka didengarkan organisasi-organisasi internasional untuk Hak Asasi Manusia. Keluarga mereka di Afghanistan mengalami pembantaian dan pemerintahnya tidak peduli dengan kondisi tersebut.

“UNHCR tidak peduli, PBB tidak peduli, semua dunia sudah diam. Apakah kami bukan manusia? Kami juga manusia seperti yang lain. Kami mau tinggal seperti yang lain di dunia ini. Dunia ini bukan punya siapapun, dunia ini punya semua, semua ada hak untuk tinggal di dunia ini,” tutur Zuma.

Mereka berharap organisasi-organisasi HAM internasional menghubungi kantor PBB di Afghanistan untuk menghentikan pembunuhan suku Hazara.

Dia ungkapkan, banyak dari mereka tidak bisa menghubungi keluarganya sehingga tidak tahu di mana adiknya, ayahnya atau bunya. Mereka mendengar bahwa keluarganya sudah mengungsi ke daerah pegunungan.

“Sekarang di negara kami musim salju. Sangat sulit tinggal di gunung kalau musim dingin,” kata Yassin, pendemo lain, menambahkan.

Bukan hanya ke kantor PBB, mereka juga ingin agar organisasi-organisasi HAM internasional menghubungi Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.

“Dia membunuh suku kami di Afghanistan dan Pakistan,” tuding Yassin.

Lebih lanjut Muhammad Zuma mengatakan, mereka sudah berada di Indonesia mulai 5 hingga 15 tahun dan belum juga diungsikan ke negara ketiga. Karena itu dia meminta UNHCR untuk memerhatikan hal ini.

Hal itu dia kemukakan karena saat ini proses suaka ke negara ketiga sudah berhenti atau tidak ada lagi proses yang berjalan. Mereka ingin agar mereka dikirim ke Amerika Serikat, Kanada, Australia dan New Zealand.

“Mereka tanggung jawab untuk ambil pengungsi dari Indonesia dan dari seluruh dunia. Mereka yang buat masalah di negara kami. Mereka lah yang tanggung jawab menerima pengungsi,” ujar Zuma.(cep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.